Kondisi Bumi Gawat, Ini Tanda Iklim Kacau Gegara Ulah Manusia

redaksiutama.com – Krisis iklim telah mencapai “momen yang sangat suram”, kata salah satu ilmuwan iklim terkemuka dunia. Hal ini diungkap setelah banyak laporan besar menunjukan seberapa dekat planet ini dengan bencana.

Johan Rockström ilmuwan ternama asal Swedia, mengatakan dunia akan mengalami perubahan dengan waktu yang sangat cepat. Untuk itu Rockström mengatakan sangat penting bagi manusia untuk sensitif terhadap berita tentang kondisi iklim.

“Terlepas dari kenyataan bahwa situasinya menyedihkan dan sangat menantang, saya sangat menyarankan semua orang untuk bertindak. Makin dalam kita jatuh ke dalam jurang risiko yang gelap, semakin kita harus berusaha untuk keluar dari lubang itu. Bukannya kita tidak tahu apa yang harus dilakukan – tapi kita tidak melakukan apa yang perlu,” ujarnya dikutip dari unggahan Instagram The Guardian, Selasa (1/11/2022).

Berikut ini tanda yang menunjukan Bumi sedang dalam bahaya akibat perubahan iklim

PBB mengatakan sudah tidak ada lagi cara yang bisa membatasi kenaikan suhu global hingga 1,5 derajat Celcius. Menurut badan lingkungan PBB, satu-satunya cara untuk membatasi dampak terburuk dari krisis iklim adalah transformasi besar-besaran.

Hanya karena kenaikan suhu global 1 derajat Celcius yang terjadi saat ini saja, bencana iklim sudah terjadi di seluruh dunia, mulai dari Australia hingga Venezuela.

Menurut PBB, komitmen pemerintah global untuk mengurangi emisi gas rumah kaca pada tahun 2030 tidak cukup. Jika mengikuti komitmen tersebut, pemanasan global mencapai 2,5 derajat Celcius.

Penguin kaisar secara resmi telah masuk hewan yang terancam punah. Burung perenang yang hidup di Antartika ini diperkirakan lenyap pada akhir abad ini karena es laut di Kutub Selatan mencair dengan cepat sebagai akibat dari pemanasan global yang disebabkan oleh manusia.

Tingkat ketiga gas rumah kaca di atmosfer telah mencapai rekor tertinggi. Para Ilmuwan telah memperingatkan dunia sedang menuju ke arah yang melenceng, yaitu tingkat atmosfer dinitrogen oksida, karbon dioksida dan metana melonjak.

Namun, laju kenaikan emisi karbon global dari energi berpotensi mencapai puncaknya pada tahun 2025 jika pemerintah di seluruh dunia meneruskan kebijakan peralihan ke bahan bakar bersih, yang kini dilakukan untuk merespons dampak invasi Rusia ke Ukraina ke pasokan bahan bakar fosil.

Menurut analisis oleh Badan Energi Internasional, ini berarti, emisi bahan bakar fosil akan berhenti meningkat.

Di sisi lain, kondisi geopolitik justru dinikmati oleh perusahaan produsen bahan bakar fosil. Perusahaan minyak, misalnya, bergantian mencatatkan rekor pendapatan.

Dana krisis iklim tidak menjangkau negara-negara yang membutuhkan, menurut pejabat senior di PBB. Pada tahun 2009, negara-negara kaya berjanji untuk memberikan negara berpenghasilan rendah US$10 miliar per tahun pada 2020 untuk beradaptasi dengan krisis iklim.

Namun, Kepala Kemanusiaan PBB mengatakan dia tidak tahu ke mana uang yang dijanjikan ini pergi, dan telah menyerukan transparansi seputar pendanaan iklim.

Pada tahun 2050, hampir semua anak di Bumi akan lebih sering menghadapi gelombang panas. Laporan Unicef baru saja menemukan bahwa dalam skenario kasus, dua miliar anak akan menghadapi 4-5 peristiwa panas berbahaya setiap tahun.

error: Content is protected !!