Beda Respons Zuckerberg dan Bos Instagram soal Kritikan Tampilan IG yang Semakin Mirip TikTok

redaksiutama.com – Instagram (IG) belum lama ini menuai kritik warganet termasuk pesohor Kylie Jenner karena tampilannya yang kini semakin mirip TikTok. Alih-alih foto, aplikasi yang kini bernaung di bawah Meta tersebut cenderung memprioritaskan video pada feed pengguna.

Selain itu, pengguna Instagram banyak yang mengeluh bahwa mereka lebih sering melihat postingan acak dari akun yang tidak diikuti (following), alih-alih postingan dari teman atau following.

Kritik yang disuarakan dalam sebuah petisi oline bertajuk “Make Instagram, Instagram Again” di situs Change.org itu, mendesak Instagram agar kembali ke jati dirinya sebagai aplikasi berbagi foto. Atas kritik itu, CEO Instagram Adam Mosseri dan CEO Meta Mark Zuckerberg, tampaknya menanggapi dengan cara yang berbeda.

Dalam sebuah video, Mosseri seakan ingin “meredam” kritik dengan menegaskan bahwa Instagram, tetap akan mendukung konten foto. Dia berjanji bahwa konten foto, masih akan mendapat perhatian besar di Instagram.

Meskipun Mosseri tidak menampik, seiring waktu, konten video akan menjadi fokus utama Instagram ke depannya. Sebab, konten video lah yang memang sedang digemari banyak orang saat ini.

“Saya ingin menegaskan bahwa kami akan terus mendukung foto. Itu bagian dari warisan kami. Namun, saya percaya seiring waktu akan semakin banyak video di Instagram. Kami memperkirakan hal ini meskipun kami tak melakukan perubahan apapun,” kata Mosseri, dalam video yang diunggah di Instagram ber-handle @mosseri, seperti dirangkum KompasTekno, Jumat (29/7/2022).

Adapun untuk konten dari akun yang tidak diikuti, Mosseri menyarankan agar pengguna menutupnya atau melewatkannya. Selain itu, pengguna juga bisa menyetop konten yang direkomendasikan Instagram hingga satu bulan ke depan.

Pendapat Zuck yang bikin makin “panas”

Sedikit berbeda dengan Mosseri yang terlihat lebih diplomatis dalam merespons kritikan pengguna Instagram, jawaban Zuck justru bikin “panas”. Atasan Mosseri itu tanpa tedeng aling-aling menegaskan bahwa Instagram akan semakin fokus ke konten video.

Alasannya tak lain karena konten video, seperti fitur Reels, tidak cuma semakin populer tapi juga lebih mendatangkan “cuan” saat ini.

Dalam postingannya di Facebook, Zuck membagikan pertumbuhan perusahaan termasuk soal pertumbuhan Reels yang naik cukup signifikan.

Konten video singkat di Instagram itu ditonton lebih lama hingga 30 persen oleh pengguna dibanding kuartal I-2022, yaitu 20 persen. Artinya, dari total waktu pengguna yang dihabiskan di Instagram, 30 persen di antaranya digunakan pengguna untuk menonton maupun berinteraksi di Reels.

“Kuartal ini kami melihat durasi yang dihabiskan pengguna untuk berinteraksi dengan Reels di Facebook dan Instagram sebesar lebih dari 30 persen. Kemajuan AI berperan besar dalam peningkatan ini,” kata Zuck dalam postingannya di Facebook.

Yang dimaksud AI dalam hal Reels yaitu peranannya dalam merekomendasikan konten, terlepas dari akun yang diikuti pengguna maupun tidak. Berkat pencapaian ini, Zuck menegaskan pihaknya akan terus menerapkan praktik tersebut.

“Saya kira akan ada banyak perbaikan seperti ini (rekomendasi AI) yang akan terus kami lakukan,” ujar Zuckerberg.

“Kami masih perusahaan sosial yang berfokus untuk membantu orang terhubung. Salah satu tren sosial yang kami lihat adalah, alih-alih orang hanya berinteraksi pada komentar feed, mayoritas mereka menemukan konten menarik di feed dan kemudian mengirimkannya ke teman serta berinteraksi di sana,” kata bos Meta itu.

“Jadi strategi kami bukan tentang konten dan interaksi publik vs sosial, melainkan tentang mengaktifkan cara yang menggabungkan keduanya,” tegas Zuck.

Hal ini bertolak belakang dengan keinginan ratusan ribu pengguna Instagram yang menandatangi petisi dan meminta Instagram mengurangi rekomendasi konten dari akun yang tidak mereka ikuti.

Lebih lanjut, Zuck mengatakan pendapatan iklan di Reels juga semakin moncer. Dia mengeklaim, Reels mampu meraup lebih dari 1 miliar dollar AS. Angka ini disebut melampaui pendapatan iklan Instagram Stories dengan periode waktu yang sama setelah diluncurkan perusahaan.

Berkat pencapaian Reels yang positif, Zuck meyakini bahwa strategi yang dijalankan perusahaannya saat ini, yakni mempriotitaskan konten video dan memperbanyak rekomendasi acak, sudah sesuai.

Dengan demikian, Meta tampaknya tak akan mengabulkan permintaan pengguna Instagram yang menandatangani petisi online “Make Instagram, Instagram Again”.

error: Content is protected !!