redaksiutama.com – Berbicara soal profesi atau pekerjaan dan gaji yang didapat, mungkin yang ada dibenak Sobat PR di zaman sekarang adalah menjadi seorang YouTuber, pilot, content creator, atau bekerja di perusahaan startup dengan gaji yang seusai UMR.
Itu sih biasa Sobat PR, ternyata ada orang-orang di berbagai belahan dunia yang bisa dibilang rela ‘bertaruh nyawa’ untuk menekuni beberapa pekerjaan yang terbilang berbahaya. Tapi, apakah gajinya menggiurkan?
Simak 5 pekerjaan berbahaya yang ada di berbagai penjuru dunia yang sudah dirangkum Pikiran-Rakyat.com berikut ini.
Baca Juga: Berpotensi Angin Kencang, Catat Daftar Wilayah Indonesia Rawan Terdampak Eks Siklon Tropis Ellie di Australia
1. Pemburu Sarang Walet Liar Filipina
Pekerjaan yang satu ini memaksa pekerjanya untuk masuk ke hutan pedalaman. Contohnya ada di Filipina , di mana para pemburu sarang burung walet yang disebut busyador. Mereka akan berlayar ke Pulau Nabat di mana sarang burung walet ini berada.
Sesampainya di lokasi, perahu harus merapat ke tebing terjal. Di tebing ada gua itulah tepat walet bersarang. Para pemburu harus memiliki fisik dan mental yang kuat untuk masuk ke gua tebing tanpa pengaman. Mereka hanya menggunakan kayu sebagai tangga sederhana untuk memanjat tebing tersebut, serta alat bantuan lain seperti tali dan senter.
Salah langkah sedikit, risiko paling besarnya yakni para busyador akan terjatuh ke karang keras yang berada di bawah permukaan air. Mereka harus menjaga badan tetap seimbang untuk tetap berada di dalam gua yang sempit.
Setelah berhasil mengumpulkan sarang walet, busyador akan menjualnya ke distributor. Untuk satu ons sarang walet, dihargai hingga Rp40 juta. Tapi, hasil penjualan tersebut harus dibagi ke satu kelompok busyador.
2. Petani Acai Berry di Amazon
Para petani acai berry tidak semudah memetik strawberry, mereka harus masuk ke hutan pedalaman Amazon dan memanjat pohon ramping tinggi tak bercabang dengan tali dari daun pohon itu sendiri.
Petani acai berry Amazon punya risiko terjatuh dari pohon yang tinggi, selain itu karena ada di hutan liar, risiko diserang hewan buas bisa saja terjadi.
Sayangnya, risiko tinggi tersebut masih dihargai rendah. Dalam setahun para petani hanya meraup untung Rp14 juta rupiah saat panen.
Acai beri ternyata sudah mendunia dan masuk daftar makanan mewah. Semangkuk selai acai beri yang sudah dicampur karamel dibanderol hingga 15 dolar atau Rp223 ribu.
3. Pemburu Spons Laut Mediterania
Spons laut harganya bisa mencapai 10 hingga 15 kali lipat dari spons sintetis. Biasanya hewan ini dipakai untuk alat kosmetik, alat lukis, hingga kerajinan tanah liat.
Para pemburu spons laut juga harus mengantongi izin menyelam resmi karena hewan tersebut tinggal di dasar laut. Spons laut terbaik kini hanya tersisa di Laut Mediterania.
Risiko dari pekerjaan ini adalah adanya dekompresi karena adanya tekanan air laut yang sangat kuat. Paling lama penyelam hanya bisa berada di dasar laut selama 50 menit. Padahal hewan ini susah untuk ditemukan. Bahkan sekali menyelam pemburu bisa saja tidak mendapat apa-apa.
Gaji pemburu spons ini rata-rata 30 dolar per hari atau Rp450 ribu.
4. Teknisi Turbin Angin Portugal
Namanya juga mesin, turbin juga misa memiliki kerusakan dan para teknisi harus segera memperbaikinya.
Para teknisi turbin angin di Portugal punya risiko tinggi jika sedang memperbaiki turbin rusak. Mereka harus memanjat turbin setinggi kira-kira gedung berlantai 30. Meski dengan pengaman lengkap namun, jika terjadi kesalahan, nyawa taruhannya.
Teknisi harus menaiki tangga dari dasar turbin sejauh 110 meter dan butuh waktu sekitar 15 menit untuk mencapai pusat mesin turbin. Selain itu, angin kencang di atas menjadi risiko bahaya tambahan para teknisi.
Namun, risiko itu dibayar dengan gaji 36 ribu dolar setahun atau sekitar Rp500 juta lebih atau Rp45 juta per bulan.
5. Pembuat Gelang Bangle India
Pernah menonton film India? Ada aksesoris yang sering dipakai oleh wanita India ketika bernyanyi dan berjoget. Ya itu adalah gelang bangle.
Ada banyak arti dari gelang bangle tersebut. Bisa diartikan sebagai kekuasaan, status sosial, hingga kebahagiaan. Seorang wanita India bisa sampai satu lusin gelang di satu tangan.
Namun, siapa sangka bahwa pembuatan gelang ini punya risiko maut bagi para pekerja yang membuatnya.
Satu gelang, butuh lusinan orang untuk membuatnya. Setiap hari, para pekerja berkutat dengan oven dan cairan gelang yang bersuhu 2000 derajat Fahrenheit atau 1093 derajat Celcius.
Setiap pekerja harus sering minum air dan mengguyur kepala dengan air untuk mendinginkan suhu tubuh yang panas setelah lama berada di pabrik gelang bangle.
Selain itu, cairan panas yang diangkat jika tidak hati-hati bisa saja melukai tubuh para pekerja.
Salah satu pusat kerajinan gelang bangle yakni Satyanarayan yang berlokasi di Firozabad. Pabrik ini biasanya menghasilkan 1,2 juta gelang per hari.
Selain berhadapan dengan hawa panas, pekerja juga bisa saja menghirup partikel pasir bahan gelang bangle. Potensi bronkitis bisa saja dialami pekerja di masa tua akibat kebiasaan tersebut. Kemudian setiap pengumpul pecahan kaca berpotensi mengalami kebutaan akibat partikel kaca kecil yang setiap saat menghampiri.
Dalam setahun, pabrik ini menghasilkan 150 juta dolar atau sekitar Rp223 miliar rupiah. Untuk penggajian, bagi pekerja pria diberi Rp134 ribu, sedangkan pekerja digaji Rp89 ribu per hari. Taksiran tersebut juga berdasarkan risiko yang diambil tiap pekerja.***