redaksiutama.com – Pengembangan baterai kendaraan listrik di Indonesia saat ini masih tak lepas dari peran perusahaan asing atau luar negeri.
Berbagai kerja sama dilakukan oleh perusahaan dalam negeri dalam membangun pabrik baterai kendaraan listrik , namun pihak asing masih punya peran yang penting dalam pengembangannya.
Artinya, berbagai kerja sama dengan perusahaan lokal dengan asing sangat berpengaruh untuk membangun sumber daya yang mumpuni.
Direktur Pemasaran PT Intercallin Hermawan Wijaya mengatakan, jika perusahaan baterai lokal masih belum bisa menarik kepercayaan dari perusahaan otomotif.
Karena itu, sebagai salah satu solusi, Hyundai membangun sendiri baterai tech yang menggandeng LG Chem .
“Itu kan jadi jelas bahwa sekelas Hyundai tidak percaya perusahaan lokal. Nah kenapa tidak percaya ? karena tidak ada perusahaan baterai kendaraan listrik lokal sebelumnya. Lalu bagaimana bisa ada perusahaan lokal jika buyer tidak percaya? Itu serba salah,” kata Hermawan kepada Kompas.com, Minggu (25/9/2022).
Sampai saat ini, belum ada pabrik baterai lithium asal Indonesia yang punya kemampuan baik, bahkan Indonesia Battery Corporation ( IBC ) yang tengah merencanakan produksi baterai kendaraan listrik hingga saat ini belum memiliki pabrik.
“Dia sudah bicara sejak lama yah sekitar 2019 dibentuknya oleh empat BUMN . Seharusnya mereka punya kemampuan yang sangat luar biasa karena gabungan empat BUMN dengan nilai kapitalnya cukup besar. Nah, sampai hari ini dia belum bisa buat pabrik baterai cell lithium apapun di Indonesia. Dan itu menandakan kita belum mampu,” kata Hermawan.
Akan tetapi, Hermawan menjelaskan, langkah yang dilakukan oleh IBC tidak salah. Hal tersebut lantaran situasi yang ada saat ini tidak mendukung untuk adanya satu percepatan yang mana banyak pihak tidak terlalu siap secara skala industri.
“Yang terjadi IBC bekerjasama dengan perusahaan besar seperti CATL,LG dan Panasonic sehingga terjadi investasi baru yang ada di Jawa Tengah. Jadi LG itu yang membangun pabrik Cell dengan IBC,” kata Hermawan.