PLN Kejar Target Sediakan 70 SPBKLU Tahun Ini

redaksiutama.com – PT PLN (Persero) menargetkan bisa mengoperasikan 70 unit Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum ( SPBKLU ) pada tahun ini, guna mempercepat era elektrifikasi nasional.

Pasalnya, fasilitas tersebut membuat penguna motor listrik jadi sangat mudah dalam pengoperasian sehari-hari. Sebab mereka hanya menukarkan baterai di SPBKLU saja, tak perlu menunggu mengisi daya listrik.

“Konsepnya sangat mudah, pengguna motor listrik cukup datang ke SPBKLU di titik yang sudah ditentukan, buka aplikasi PLN Mobile, lalu tukar baterai yang dayanya sudah penuh dan siap digunakan,” kata Darmawan Prasodjo, Direktur Utama PLN dalam keterangannya, Jumat (14/10/2022).

“Hanya sekitar 1 menit, lewat PLN Mobile langsung dapat baterai dengan daya penuh,” lanjut dia.

Diketahui, sampai dengan September 2022, PLN telah lebih dulu melakukan uji coba operasional 16 unit SPBKLU yang ada di Jakarta.

Pada Oktober 2022, perseroan akan menambah 4 unit lagi SPBKLU dan 50 unit SPBKLU di bulan Desember. Darmawan menilai kehadiran SPBKLU adalah infrastruktur penting dalam mendorong masifnya kendaraan listrik di Indonesia, terutama kendaraan listrik roda dua.

Guna mendorong tumbuhnya SPBKLU, PLN juga menyiapkan skema kerja sama franchise SPBKLU. Calon mitra dapat berperan sebagai penyedia fasilitas isi daya kendaraan listrik, penyedia lahan maupun properti, serta penyedia operasional dan pemeliharaan SPBKLU.

Dalam kerja sama franchise SPBKLU yang disediakan PLN, calon mitra dapat berperan sebagai penyedia fasilitas isi daya kendaraan listrik, penyedia lahan maupun properti, serta penyedia operasional dan pemeliharaan SPBKLU.

“Salah satu skema partnership yang ditawarkan PLN adalah franchise, di mana mitra tidak perlu direpotkan dengan perizinan, penyediaan peralatan, pemeliharaan serta aplikasi pendukung dalam infrastruktur pengisian ulang kendaraan listrik,” ungkap Darmawan.

Darmawan berharap dengan semakin banyaknya jumlah SPBKLU dapat mendukung terbangunnya ekosistem kendaraan listrik guna mempercepat transisi energi bersih di Tanah Air.

Apalagi dari sisi emisi, sektor transportasi menyumbang 280 juta ton CO2e per tahun. Ini menjadi salah satu penyumbang emisi karbon dan beban subsidi tertinggi di Indonesia.

“Jika dibiarkan tanpa intervensi maka pada tahun 2060 akan menjadi 860 juta ton CO2e,” ucapnya.

error: Content is protected !!
Exit mobile version