Mitos atau Fakta, Transmisi AT Lebih Awet dari CVT?

redaksiutama.com

SEMARANG, KOMPAS.com – Teknologi transmisi matik semakin berkembang dan tiap kali mendapatkan perubahan untuk penyempurnaan.

Hingga saat ini, ada dua model transmisi matik yang digunakan. Dari awalnya matik konvensional atau AT dan kini bertambah continuously variable transmission ( CVT ).

Dari keduanya, banyak persepsi yang berkembang untuk membandingkan. Transmisi jenis AT dianggap tak begitu nyaman karena dirasa tak responsif dan perpindahan gigi masih terasa kasar.

Meski begitu, tak sedikit pemilik mobil yang menilai transmisi matik model konvensional tersebut jauh lebih kuat dan awet .

Lantas benarkah seperti itu?

Hermas E Prabowo Pemilik Bengkel Worner Matic menjelaskan, transmisi matik konvensional atau CVT pada dasarnya sama saja.

“Istilah awet dan tahan lama itu relatif, tergantung penggunaan dan perawatan. Namanya barang tentu punya usia pakai masing-masing. Kuncinya rutin ganti oli matik saja, kebiasaan buruk mengemudi juga meningkatkan risiko kerusakan komponen matik,” ucapnya kepada Kompas.com, Selasa (13/12/2022).

Kerusakan serius berpeluang untuk terjadi pada model transmisi apapun, bahkan manual yang dianggap badak akibat kondisi pemakaian harian.

Menurut Hermas, faktor-faktor yang mempengaruhi usia pakai komponen nomor satu adalah oli matik.

Banyak pula pemilik mobil yang memperlakukan mobil diluar batas kemampuan. Maka, kasus kerusakan parah dan perlu biaya perbaikan besar terjadi lebih cepat.

“Mobil harus dirawat, banyak orang taunya cuma pakai. Mobil matik butuh perlakuan khusus, banyak komponen-komponen yang sensitif, terutama mekanikal,” ujarnya.

Kemudian, banyak pemilik mobil yang membanding-bandingkan model transmisi CVT baru dan konvensional, dari sudut pandang daya tahan dan usia pakai.

Hal itu berkaca dari komponen-komponen elektrikal pada CVT yang makin banyak. Konon, pemilik mobil awam sering menyebut risiko kerusakan serius lebih berpeluang terjadi, apalagi dengan kondisi medan dan cuaca yang berubah-ubah.

“Pakai mobil kan tau aturan, mobil apapun digunakan menerjang banjir atau bawa muatan over risiko kerusakan pasti lebih besar. Jawabannya, penggunaan mobil disesuaikan habitatnya, mustahil kan bawa sedan ke pedalaman,” tutur Hermas.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

error: Content is protected !!