redaksiutama.com – Dikutip dari kantor berita Antara, tujuan pelatihan itu guna membantu menyiapkan tenaga ahli untuk masa depan yang semakin bergantung pada listrik.
“Sehingga, penguatan kompetensi dasar seperti instalasi listrik, perangkat pengaman listrik seperti RCD (residual current device), sampai pengenalan software semakin dibutuhkan terlebih sekarang ini peta perencanaan kelistrikan sebuah bangunan pintar semakin kompleks,” papar Haryono.
Pihak swasta yang bekerja sama dalam pelatihan ini adalah pelaku industri yang memiliki pengalaman dalam transformasi digital sehingga bisa memberikan perspektif menyeluruh mengenai inovasi-inovasi solusi kelistrikan dan kompetensi ahli listrik yang dibutuhkan industri.
Selama ini, lembaga pendidikan vokasi juga sudah lama menjalin kerja sama dengan pihak swasta dalam pembangunan fasilitas SMK, pengembangan kurikulum, dan pelatihan.
“Electrical Education Program & Competition Mendukung Electrician Muda Hadapi Era Electricity 4.0″ ini diikuti 7.102 siswa-siswi dan 103 guru dari SMK jurusan kelistrikan.
Mereka mengikuti serangkaian kegiatan di antaranya pelatihan dan pembekalan secara online selama tiga pekan, yang berlangsung pada 18 Agustus – 1 September 2022.
Pada tahun ini, kerja sama pelatihan Kemendikbudristek dengan Schneider Electric berfokus pada tema mempersiapkan para calon ahli listrik menghadapi era Electricity 4.0.
Para peserta yang telah menyelesaikan seluruh webinar akan memperoleh sertifikasi EEPC.
Tidak hanya memberikan berbagai pelatihan melalui webinar, program ini juga menyelenggarakan kompetisi dengan tema “Pentingnya Keselamatan Kita dan Keluarga dengan Perangkat Arus Residual RCD”.