redaksiutama.com – Kecelakaan lalu lintas banyak terjadi diakibatkan rem blong, terutama di jalanan menurun.
Berdasarkan studi kasus kecelakaan bus pariwisata di Tebing Bego Bantul, Yogyakarta, salah satu penyebab terjadinya kecelakaan adalah pengemudi menggunakan gigi tinggi ketika melintasi di jalanan menurun.
Seharusnya, pengemudi memindahkan tuas transmisi ke gigi rendah sebelum memasuki area jalanan menurun. Mengapa harus demikian?
Investigator Senior Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Achmad Wildan, mengatakan pengemudi mobil terutama kendaraan besar seperti bus, harus memindahkan tuas transmisi ke gigi rendah sebelum memasuki titik jalan menurun.
![Orang-orang melihat puing-puing bus yang jatuh ke jembatan Nithi pada hari Minggu (24/7/2022), di kabupaten Tharaka Nithi Meru, Kenya, Senin (25/7/2022). Polisi di Kenya mengatakan setidaknya 21 orang tewas setelah sebuah bus jatuh dari jembatan dan jatuh ke sungai di sepanjang jalan raya dari ibu kota, Nairobi, ke pusat kota Meru. Seorang polisi senior mengatakan, bus yang berangkat dari Meru, ?pasti mengalami rem blong karena kecepatannya sangat tinggi? saat kecelakaan terjadi.](https://asset.kompas.com/crops/mgBChqtUQol79EUt8l6LJxJ9suQ=/0x0:1000x667/750x500/data/photo/2022/07/25/62de5d8b5adfc.jpeg)
“Kenapa harus dilakukan perpindahan gigi rendah di saat mobil belum masuk ke area menurun, karena ketika mobil sudah pada posisi menurun, dilarang keras memindahkan tuas transmisi, hal itu justru dapat mengakibatkan celaka,” ucap Wildan.
Wildan mengatakan, ketika proses perpindahan gigi transmisi, dibutuhkan menginjak pedal kopling padahal menginjak kopling pada saat mobil menurun sangat berbahaya.
“Dengan menginjak pedal kopling, maka gaya dorong kendaraan karena gaya gravitasi akan semakin besar, laju kendaraan justru akan semakin kencang, sehingga ini berbahaya,” ucap Wildan.
![Rambu peringatan untuk Bus sebelum masuk Turunan sekitar Bukit Bego, Imogiri, Bantul](https://asset.kompas.com/crops/KmVmrrz2hTgPSW_v-1voZp-qQPs=/0x0:0x0/750x500/data/photo/2022/02/07/620079577ffc9.jpg)
Selain itu, Wildan juga mengatakan, ketika laju kendaraan kencang, tuas transmisi yang sudah netral akan kesulitan masuk ke gigi rendah, dan itu membuat mobil terjebak dalam posisi yang tidak aman.
“Ketika sudah netral, mobil melaju kencang karena gaya dorong gravitasi maka tuas transmisi akan sulit untuk bisa masuk gigi rendah, kalau pun dipaksakan synchromesh bisa rompal,” ucap Wildan.
Selanjutnya, ketika kendaraan sudah tidak bisa mengandalkan engine brake, maka terpaksa rem utama yang diandalkan oleh pengemudi padahal itu tidak disarankan.
![Mobil KNKT melintas di Sekitar Bukit Bego, Imogiri, Bantul Senin (14/2/2022)](https://asset.kompas.com/crops/J3-ZAdjDyKW1QTh2GR0CaC_E-rY=/0x0:0x0/750x500/data/photo/2022/02/14/6209d2a3ad9a0.jpg)
“Mengandalkan rem utama untuk melibas turunan, itu tidak disarankan karena rem akan bekerja terlalu berat, rem bisa panas, daya pengereman juga berkurang, kalau berkaca dari peristiwa kecelakaan bus pariwisata di Tebing Bego, Bantul, rem angin mengalami tekor angin karena mengerem terlalu lama,” ucap Wildan.
Jadi, penting sekali memindahkan tuas transmisi ke gigi rendah sebelum mobil pada posisi menurun.