News  

Ekonom Manulife proyeksi ekonomi Indonesia tumbuh 5,4 persen di 2022

Pertumbuhan ekonomi China dan Asia memang relatif lebih baik dibandingkan negara-negara lebih maju. Indonesia juga sangat stabil, terlihat bahwa pasar tidak mengoreksi turun perkiraan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang stabil

Jakarta (ANTARA) –
Chief Economist & Investment Strategist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) Katarina Setiawan memproyeksi ekonomi Indonesia akan tumbuh sekitar 5,0 sampai 5,4 persen secara tahunan pada 2022.

“Pertumbuhan ekonomi China dan Asia memang relatif lebih baik dibandingkan negara-negara lebih maju. Indonesia juga sangat stabil, terlihat bahwa pasar tidak mengoreksi turun perkiraan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang stabil,” katanya dalam Media Gathering daring yang dipantau di Jakarta, Selasa.

Indonesia menunjukkan anomali karena terus melanjutkan pertumbuhan di antara negara-negara lain di dunia yang mengalami pelemahan karena terdampak konflik geopolitik dan COVID-19.

“Kita melihat Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) sudah terus meningkat dan berada di posisi sangat tinggi pada Juni 2022 sebesar 128,2, yang menunjukkan konsumen masih optimis yang juga tampak dari peningkatan penjualan ritel,” imbuhnya.

Dengan peningkatan penjualan ritel, ia meyakini konsumsi rumah tangga Indonesia yang menyumbang hingga lebih dari 50 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) juga akan terus meningkat ke depan.

Ia memperkirakan inflasi akan mencapai 4,1 sampai 4,7 persen secara tahunan pada 2022.

Sejauh ini, keputusan pemerintah mempertahankan subsidi harga Bahan Bakar Minyak (BBM) membuat inflasi inti yang senilai 2,86 persen year on year pada Juli 2022 masih sesuai dengan perkiraan pemerintah sebesar 2 sampai 4 persen.

Inflasi inti dapat meningkat dengan cepat ketika pemerintah meningkatkan harga komoditas ang diatur pemerintah seperti BBM, yang juga akan meningkatkan inflasi umum.

“Kita tahu di 2013 harga BBM subsidi naik 44 persen dan di 2014 naik 30 persen, sehingga baik inflasi inti dan umum naik cukup tinggi saat itu, untuk kemudian ternormalisasi lagi. Keputusan pemerintah menjaga harga BBM subsidi membuat inflasi, terutama inflasi inti, tetap terjaga 2 sampai 4 persen di 2022,” ucapnya.

Baca juga: Bappenas: RI harus tumbuh 6 persen per tahun untuk capai Visi 2045

Baca juga: PT BNP Paribas AM: Inklusi kunci dukung pertumbuhan ekonomi

Baca juga: Anggota DPR ingatkan pemerintah tak euforia dengan pertumbuhan ekonomi

 

Pewarta: Sanya Dinda Susanti
Editor: Ahmad Buchori
COPYRIGHT © ANTARA 2022

Artikel ini bersumber dari www.antaranews.com.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!