Waspada demam tak beralasan diikuti diare sebagai tanda tertular HIV

redaksiutama.com – Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Konsultan,Hanny Nilasari mengingatkan masyarakat untuk segera memeriksakan diri jika mengalami demam tanpa penyebab yang pasti serta diikuti diare sebagai antisipasi penularan (Human Immunodeficiency Virus) HIV.

“Demam yang tidak diikuti batuk, pilek, bukan seperti demam infeksi paru-paru. Kemudian diikuti diare dan ada penurunan berat badan, nah itu harus kita perhatikan dan memeriksakan diri ke tenaga kesehatan,” ujarnya dalam diskusi daring yang disiarkan RSCM Kencana melalui Instagram, Kamis.

Gejala lain yang menyerang penderita HIV adalah timbulnya gejala berat secara mendadak pada pasien. Hanny mencontohkan penyakit Dermatitis Seboroik, gangguan kulit yang menyerang wajah atau kulit kepala yang menyebabkan kulit menjadi bersisik. Ketika pasien melakukan pemeriksaan, barulah kemudian dokter mencurigai terjadinya penularan pada pasien.

“Biasanya gejalanya sudah berat baru ketahuan karena pada saat awal, sel-sel imunitas masih cukup mengatasi berbagai macam infeksi. Namun pada suatu saat dimana daya tahan sudah turun, sehingga manifestasi infeksinya bisa sangat berat,” jelasnya.

Guna menghindari penularan HIV, Dokter Divisi Infeksi Menular Seksial RSCM Kencana ini menyarankan masyarakat untuk lebih paham terhadap faktor resiko yang bisa menyebabkan terjadinya penularan HIV. Penyebab utama dari penularan HIV adalah kontak seksual yang beresiko yakni kontak seksual dengan berganti pasangan dan tidak mengetahui status pasangan dengan jelas.

“Kalau tahu bahwa kita beresiko, tentu akan makin baik kalau kita tahu cepat apakah kita mengalami infeksi ini karena infeksi ini bisa diobati. Makin cepat pengobatan dilakukan, makin baik perjalanan penyakitnya dan tidak akan masuk ke AIDS,” katanya.

Lebih lanjut Hanny mengimbau masyarakat untuk tidak takut memeriksakan diri jika memang merasa memiliki gejala HIV karena semakin cepat pengobatan dilakukan maka semakin baik kualitas hidup dari penderita HIV selama pasien teratur meminum obat dan berkomitmen untuk sembuh.

“Sel imunitasnya bisa terjaga dengan baik dan tidak menimbulkan infeksi apa-apa. Banyak pasien yang sudah diobati dan sampai 10-20 tahun itu masih sehat,” sebutnya.

Adapun pada Hari AIDS Sedunia yang diperingati pada 1 Desember, Hanny berharap dapat menjadi langkah kecil sebagai pengingat untuk mencegah penularan HIV mengingat HIV membutuhkan pengobatan yang teratur dalam jangka panjang serta juga berdampak pada kematian.

error: Content is protected !!