Tetangga Inggris Dilanda Malapetaka Baru, Obat-obatan Menipis

redaksiutama.com – Irlandia menghadapi krisis obat-obatan yang akut. Hal ini terjadi saat musim dingin tiba dan sistem kesehatan yang bersaing dengan peningkatan infeksi Strep A dan penyakit pernafasan RSV.

Otoritas Pengatur Produk Kesehatan (HPRA) Irlandia mengaku sebanyak 187 obat yang digunakan oleh pasien telah mengalami kehabisan stok. Ini termasuk 11 yang masuk dalam daftar ‘obat kritis’ yang diklasifikasikan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Dari jumlah tersebut, 40% hanya memiliki satu pemasok. Itu berarti apoteker tidak memiliki cara untuk mencari alternatif bagi pasien.

“Obat-obatan yang saat ini mengalami kekurangan digunakan di berbagai bidang kesehatan, termasuk infeksi, pereda nyeri, pengobatan kanker, kejang, kesehatan mental, tekanan darah, diabetes dan terapi penggantian hormon,” menurut HPRA dalam laporan Irish Times, Senin (12/12/2022).

“Amoksisilin dan penisilin, yang saat ini banyak diminati karena infeksi musim dingin meningkat, termasuk dalam daftar obat kritis Organisasi Kesehatan Dunia yang saat ini mengalami masalah pasokan. Obat lain dalam daftar obat kritis WHO adalah obat kemoterapi Vinorelbine yang banyak digunakan.”

Direktur pelaksana perusahaan farmasi Azure Pharmaceuticals, Sandra Gannon, mengatakan bahwa situasi ini membuat Irlandia memiliki stok obat yang jauh lebih parah dibandingkan negara-negara Eropa lainnya. Ia menambahkan hal ini terjadi lantaran langkah pemerintah yang menekan harga obat di negara itu.

“Konsekuensinya adalah pasien dan apoteker berada dalam situasi yang semakin memburuk. Penderita akan semakin cemas. Apoteker terpapar oleh realitas situasi pasokan sumber tunggal, dokter yang kewalahan, dan ketidakfleksibelan untuk memberi mereka mekanisme baru untuk merespons,” paparnya.

“Perbedaan antara Irlandia dan pasar UE lainnya sangat akut pada obat-obatan yang lebih tua dan bernilai rendah. Ini mengutip harga yang ditetapkan oleh Eksekutif Layanan Kesehatan untuk parasetamol di Irlandia sebesar 1,73 euro per 100 tablet, dibandingkan dengan 3,51 euro di seluruh Eropa.”

Gannon menyebut Irlandia tidak memiliki sistem yang fleksibel yang memungkinkan harga subsidi naik untuk obat-obatan yang penting saat pasokannya terbatas. Ini menurutnya didasari oleh keputusan untuk menggunakan harga referensi Uni Eropa dalam menurunkan harga.

“Kami adalah pasar kecil di tepi Eropa dengan biaya tambahan terkait dengan beberapa harga terendah di seluruh UE. Dalam keadaan seperti itu ketika kekurangan muncul, Anda tidak akan dilayani dengan baik,” tambahnya.

error: Content is protected !!