redaksiutama.com – Jakarta, CNBC Indonesia – PT Freeport Indonesia (PTFI) mengaku telah menerapkan Environmental, Social, And Governance atau ESG demi meningkatkan investasi di sektor minerba.
Presiden Direktur PT. Freeport Indonesia, Tony Wenas mengatakan, penerapan ESG sangat penting, karena hal itu menjadi bagian dari dokumen laporan yang harus disampaikan kepada Kementerian ESDM.
“Tentu saja apa lagi sekarang ini yang namanya pengelolaan lingkungan, ESG, green economy, dan sebagainya menjadi sebuah keniscayaan yang mana suka atau tidak suka harus kita lakukan,” ujar Tony kepada CNBC Indonesia beberapa waktu lalu.
PTFI sendiri berkomitmen untuk mereduksi emisi karbon 30% pada tahun 2030. Hal ini sudah mulai diterapkan, misalnya dalam pengoperasian kereta yang menggunakan listrik yang dapat menurunkan emisi emisi karbon yang sangat besar.
Kemudian, dari sisi lingkungan, penanaman mangrove 100 hektar per tahun juga dapat menyerap karbon lebih banyak lagi. Adapun program-program lainnya yang PTFI sebut sebagai development by design yang mana saat dimulai program-program itu, PTFI sudah memperhitungkan aspek ESG.
Adapun program bekas tambang reklamasi dan rehabilitasi saat ini sudah lebih dari 3000 hektar yang ditanami kembali. Nantinya, di tambang juga terdapat program pasca tambang di mana dari rencana yang ada sekarang, hampir Rp 7 triliun yang sudah dicadangkan dan disampaikan untuk program pasca tambang tersebut.
“Kita tahu bahwa tambang itu non removable resources, dia suatu saat akan habis dan akan terjadi ekstraksi. Tapi tentu saja pengelolaannya bisa dilakukan dengan cara yang sustainable, karena program itu intinya melakukan sustainable save production. Jadi diharapkan dapat sustainable walaupun nanti operasional PT Freeport sudah berhenti,” jelas Tony.
Tidak hanya dari lingkungan, dari faktor sosial, PTFI setiap tahun melakukan investasi sosial langsung ke masyarakat Papua berupa kesehatan gratis selama 20 tahun di masyarakat 7 suku yang berdomisili di Kabupaten Mimika.
Selain itu, ada juga di bidang pendidikan di mana lebih dari 12.000 siswa yang sudah diberikan sekolah gratis, serta mendirikan Sekolah Taruna Papua Boarding School pertama di Papua yang mendidik anak-anak mulai dari SD sampai dengan SMA dengan diberi nutrisi cukup yang lebih kaya sehingga mereka bisa bersaing dengan rekan-rekan yang lain dari luar Papua
“PTFI juga memberikan edukasi menciptakan UMKM kepada masyarakat sekitar wilayah kerja yang sekarang ini ada sekitar hampir 200 yang UMKM yang dibina dengan revenue sekitar Rp 250 miliar. Dari angka tersebut, beberapa sudah menjadi perusahaan besar,” pungkasnya.