Rupiah Anjlok, Sri Mulyani Buka-bukaan Soal Nasib Utang RI

redaksiutama.com – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memaparkan efek pelemahan nilai tukar rupiah terhadap Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), khususnya dalam pembayaran utang valuta asing (valas).

Menurutnya, tekanan terhadap pembayaran utang tak begitu berat. Sejak beberapa waktu terakhir, pemerintah sudah menurunkan porsi penarikan utang valas.

“Kita selama ini sudah sangat mengurangi eksposur valas. Utang valas kita yang tadinya ada di atas 40% sekarang di 28% dalam valas,” ungkapnya di Gedung DPR/MPR, Jakarta, Selasa (27/9/2022)

Partisipasi investor dalam negeri, kata Sri Mulyani juga cukup tinggi. Maka dari itu porsi kepemilikan surat berharga negara (SBN) dari dalam negeri terus meningkat.

“Itu akan memperbaiki stabilitas SBN kita dan suku bunganya. Terhadap kenaikan atau perubahan nilai tukar atau suku bunga, kita akan terus melakukan berbagai upaya meminimalkan risiko tersebut,” paparnya.

Kemenkeu melalui Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) telah melakukan perubahan tenor surat utang sehingga biaya yang dikeluarkan juga lebih rendah.

“DJPPR sudah melakukan manajemen perubahan dan mengoper surat utang sehingga jatuh tempo dan biayanya lebih rendah. Kita bisa menghemat hingga Rp 1 T,” terang Sri Mulyani.

error: Content is protected !!