PAM Jaya tegaskan kerja sama dengan Moya bukan swastanisasi air

redaksiutama.com – Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) milik Jakarta, Perumda PAM Jaya menegaskan, kerja sama dengan PT Moya Indonesia yang ditandatangani pada Jumat bukanlah swastanisasi air, apalagi swastanisasi jilid kedua.

“Ini bukanlah seperti yang ditanyakan, yaitu swastanisasi kedua. Ini adalah kerja sama pengelolaan dan itu pun tidak seluruhnya. Berbeda seperti sebelumnya,” kata Direktur Utama Perumda PAM Jaya Arief Nasrudin di Balai Kota Jakarta, Jumat.

Arief menjelaskan, kerja sama dengan PT Moya Indonesia berbeda dengan kerja sama yang ada saat ini dengan Aetra dan Palyja.

Dalam kerja sama yang ada saat ini, kedua mitra PAM Jaya (Aetra dan Palyja) tersebut mengelola Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) secara “end to end’ atau awal sampai akhir. Yakni mulai dari unit air baku curah, unit produksi, unit distribusi sampai unit pelayanan.

Dalam kerja sama dengan PT Moya Indonesia, PAM Jaya melakukannya dengan skema pembiayaan ‘bundling“.Moya hanya melakukan pengoperasian instalasi pengolahan air di unit produksi dalam mengelola SPAM di Jakarta.

PAM Jaya dapat melakukan pembelian terhadap proyek, memiliki hak akses karena aset kerja sama dimiliki dan dikuasai PAM Jaya. “PAM

Jaya juga memiliki hak untuk menghentikan kerja sama dan melakukan ‘step in‘ atau tindakan,” kata Arief.

Kerja sama yang juga dalam pengoptimalan aset yang ada (eksisting)dan penyediaan aset baru ini adalah demi mencapai target 100 persen cakupan pelayanan air minum perpipaan di DKI Jakarta pada 2030.

Saat ini cakupan pelayanan PAM Jaya selama 25 tahun dikelola Aetra dan Palyja baru sebesar 65,85 persen dan panjang pipa 12.075 kilometer. Kapasitas produksi 20.752 liter per detik yang melayani pelanggan sebanyak 913.913 serta tingkat kebocoran (non revenue water) 46,67 persen.

Untuk mencapai 100 persen cakupan pelayanan dengan pelanggan sebanyak 2.006.167, kata Arief, PAM Jaya membutuhkan suplai air baru sekitar 11.000 liter per detik serta tambahan pipa sepanjang 4.000 12.075 kilometer (km).

Dengan kerja sama ini, dia berharap menjadi salah satu solusi efektif untuk percepatan menuju 100 persen cakupan pelayanan air minum perpipaan untuk warga Jakarta, kontinuitas penyediaan air minum Jakarta dan mencegah penurunan muka tanah (land subsidence).

Untuk proses pemilihan mitra kerja sama ini, kataArief, melalui proses yang ketat dan transparan. Dimulai dari penyelenggaraan “Market Sounding“pada 25 Agustus 2022, pengumuman lelang di media massa hingga mengerucut menjadi dua calon pemenang.

error: Content is protected !!