Pakar Sebut Dugaan Pelecehaan Seksual Putri Candrawathi Janggal: Secepat Itu Langsung Pulih?

redaksiutama.com – Pengusutan kasus pembunuhan Brigadir J masih terus berlangsung hingga saat ini. Diketahui, pihak Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan pun terus menggelar persidangan untuk terdakwa kasus pembunuhan tersebut.

Salah satu terdakwa yang dihadirkan dalam persidangan pembunuhan Brigadir J tersebut adalah Putri Candrawathi . Adapun, istri Ferdy Sambo itu tak luput dimintai keterangannya saat menjalani sidang.

Namun, menurut pakar psikologi forensik Reza Indragiri Amriel, terdapat sejumlah kejanggalan soal dugaan kekerasan seksual yang diduga dilakukan oleh Brigadir J terhadap Putri Candrawathi .

Kejanggalan soal hal tersebut dinilai berdasarkan keterangan dari Ricky Rizal yang mengatakan bahwa Putri Candrawathi mencari Brigadir J setelah insiden pelecehan seksual terjadi.

Reza mempertanyakan apakah secepat itu Putri Candrawathi pulih dari insiden dugaan pelecehan seksual tersebut.

Pasalnya, menurut Reza, terdapat beberapa tahapan untuk pulih dari trauma akibat kekerasan seksual.

Adapun, tahapan pemulihan tersebut dimulai dengan mengatasi perasaan takut, memulihkan ingatan dan kemudian baru dapat berinteraksi kembali dengan orang yang disebut melakukan kekerasan seksual.

“Secepat itukah PC bisa langsung pulih dan melompat ke fase ketiga? Dan reconnecting to others itu adalah berinteraksi kembali dengan orang yang dia sebut telah menjahatinya secara seksual beberapa menit sebelumnya,” ujar Reza, dikutip pada Selasa, 13 Desember 2022.

Lebih lanjut, Reza beranggapan bahwa jarak antara insiden pelecehan seksual dan permintaan Putri Candrawathi untuk bertemu lagi dengan Brigadir J itu berlangsung dalam waktu yang berdekatan.

“Masuk akalkah?” katanya.

Tak hanya itu saja, Reza juga menjelaskan kejanggalan lainnya yang dirasakan dalam kasus pembunuhan Brigadir J tersebut.

Menurutnya, kejanggalan itu terlihat saat pertemuan antara Putri Candrawathi dan Brigadir J yang berlangsung selama 15 menit di kamar istri Ferdy Sambo itu.

Ia pun menduga jika terdapat salah satu pihak yang dominan dan mengendalikan pihak lainnya dalam momen tersebut.

“Dalam obrolan yang diwarnai relasi kuasa semacam itu, didiktekanlah skenario untuk menutup-nutupi apa yang telah terjadi. Skenario itu yang terwakili oleh perkataan Y ( Brigadir J ) saat dia dipanggil FS, ‘Kenapa, Pak? Ada apa, Pak?'” ucapnya.

Masih dari keterangan Reza, ia menduga Putri Candrawathi mungkin juga sempat berpikir untuk menyelamatkan dirinya sendiri dari kasus pembunuhan Brigadir J dengan menerapkan strategi tuduhan palsu.

“Tragisnya, relabelling itu lantas ditelan bulat-bulat oleh FS. Pengalaman investigasinya selaku anggota Polri tak berfungsi. Relasi kuasa akhirnya makan korban, Y kehilangan nyawa,” tuturnya.***

error: Content is protected !!