Pakar: Ekonomi sirkular bantu perpanjang siklus limbah elektronik

redaksiutama.com – Pakar teknik lingkungan dari Universitas Indonesia (UI) Astryd Viandila Dahlan mengatakan implementasi ekonomi sirkular pada limbah elektronik dapat membantu memperpanjang siklus penggunaan produk dan menciptakan urban mining.

Dalam diskusi virtual Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) diikuti dari Jakarta, Selasa, Astryd mengatakan bahwa ekonomi sirkular dapat diterapkan pada sampah spesifik atau produk mengandung limbah bahan beracun berbahaya (B3) yang dihasilkan rumah tangga termasuk limbah elektronik seperti kabel pengisi daya.

“Intinya 5R bisa memperpanjang siklus penggunaan produk, karena tujuan dari ekonomi sirkular itu memang bagaimana caranya produk tetap (bertahan) lama,” ujar akademisi Program Studi Teknik Lingkungan UI itu.

Konsep 5R yang didorong oleh ekonomi sirkular yaitu reduce (pengurangan), reuse (penggunaan ulang), recycle (daur ulang), refurbish (memperbarui), dan renew (pembaruan).

Dia menyoroti bahwa masih banyak limbah elektronik rumah tangga, yang masuk dalam jenis sampah spesifik, berakhir di tempat pembuangan akhir seperti headset dan baterai.

“Dengan adanya recycling sebenarnya kita menciptakan urban mining, kita tidak membicarakan mining di pertambangan tetapi tambang di perkotaan,” katanya.

Dengan adanya ekonomi sirkular juga akan mendorong peningkatan kapasitas daur ulang limbah elektronik dan pemanfaatan teknologi untuk pengelolaannya.

“Ketika memang teknologinya belum tepat akhirnya mencemari, memberikan dampak kepada manusia. Jadi memang harus ada pengembangan pemanfaatan teknologi yang sudah ada,” ujarnya.

Namun, dia mengingatkanbahwa semua usaha tersebut memerlukan langkah awal pemilahan sampah di tingkat di rumah tanggauntuk menghindari pencampuran limbah elektronik dengan jenis sampah lain.

error: Content is protected !!