Menkes:Penanganan pandemi yang baik cegah RI hadapi gelombang COVID-19

redaksiutama.com – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyatakan adanya penanganan pandemi yang baik dan terkendali berhasil mencegah Indonesia hadapi gelombang-gelombang baru kasus positif COVID-19 seperti negara lainnya.

“Mudah-mudahan Indonesia jadi jauh lebih sehat dari sebelumnya,” kata Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin dalam Konferensi Pers Kinerja 2022 dan Program Kerja 2023 Kemenkes yang diikuti secara daring di Jakarta, Kamis.

Budi menuturkan bahwa adanya percepatan vaksinasi berhasil menurunkan secara drastis kasus COVID-19 di Indonesia dalam beberapa waktu terakhir. Hal tersebut menunjukkan bahwa program vaksinasi yang digencarkan pemerintah cukup efektif.

Walaupun sempat mengalami dua gelombang COVID-19 yakni Delta pada bulan Juni-Juli 2021 dan Omicron di bulan Juni-Juli 2022, Indonesia berhasil melewati lonjakan kasus baru setelahnya baik dari sisi kasus, hospitalisasi maupun yang meninggal.

Vaksinasi di Indonesia bahkan menurut data KPCPEN pada 4 Januari 2023 hingga pukul 11.25 WIB, dinyatakan sudah masuk peringkat lima besar dunia yakni berada di bawah China, India, Amerika Serikat, dan Brazil.

“Pada tahun 2022 Indonesia telah memberikan sekitar 450 juta dosis vaksin yang disuntikkan ke 204 juta orang dari target populasi sekitar 234 juta orang,” ujar Menkes.

Pada angka reproduksi (Rt) per 25 Desember 2022 di Indonesia juga sudah 0,78 atau di bawah 1. Artinya jika ada satu orang tertular, maka kemungkinan untuk menularkan ke orang lain tidak mencapai satu orang.

Kemudian untuk mengidentifikasi secara rutin dan diketahui pola penyebaran virus, Budi melaporkan bahwa jumlah laboratorium dan kemampuan identifikasi varian baru di Indonesia telah berkembang pesat.

Dengan rincian hingga Desember 2022, jumlah laboratorium yang sebelumnya hanya ada 16 kini naik menjadi 41 laboratorium di seluruh Indonesia dengan 56 jenis alat.

“Kita sudah berhasil meningkatkan secara drastis kapasitas sekuensing kita yang tadinya cuma 140 dalam sembilan bulan, menjadi di atas 5.000 ribu dalam waktu sebulan,” kata Menkes.

Budi melanjutkan belajar dari pengalaman Delta akan kehabisan oksigen, pemerintah menggandeng berbagai pihak untuk segera mengatasi kekurangan oksigen tersebut dengan mendatangkan oksigen dari luar negeri.

Penanganan pandemi juga memanfaatkan layanan telemedisin bagi pasien yang positif COVID-19, yang mempermudah pemerintah memantau status kesehatan seseorang yang dihubungkan ke Aplikasi PeduliLindungi.

Jika pasien positif maka akan dihubungi melalui WhatsApp untuk mendapatkan layanan telemedisini. Totalnya, sudah ada sekitar 1,6 juta pasien positif COVID-19 yang menerima pesan WhatsApp untuk melanjutkan konsultasi lewat telemedisin sejak awal aplikasi itu diluncurkan.

Budi menambahkan PeduliLindungi juga memberikan manfaat banyak dalam hal pelacakan dan surveilans dalam masyarakat, bahkan kini menjadi salah satu aplikasi terbesar di dunia dan sudah didownload oleh 104 juta masyarakat Indonesia.

”Dalam jangka waktu satu tahun ada 500 ribuan orang yang membutuhkan obat-obatan bisa kita layani dengan telemedisin, langsung dikasih tele-resep dan dikirim obatnya,” kata Menkes.

error: Content is protected !!