Ledakan Jembatan Krimea, Putin: Terorisme, Ukraina Pelakunya

redaksiutama.com – Presiden Rusia Vladimir Putin menuduh Ukraina menjadi dalang ledakan kuat yang merusak jembatan utama yang menghubungkan Rusia dan Krimea. Dia menggambarkan ledakan itu sebagai tindakan terorisme.

“Tidak diragukan lagi, ini adalah tindakan yang bertujuan menghancurkan infrastruktur sipil yang sangat penting,” kata Putin dalam sebuah video di saluran Telegram Kremlin, dikutip dari Reuters, Senin (10/10/2022).

“Ini dirancang, dilakukan dan diperintahkan oleh layanan khusus Ukraina,” kata Putin.

Pernyataannya muncul setelah serangan rudal Rusia pada Minggu pagi menghantam sebuah apartemen dan bangunan tempat tinggal lainnya di kota tenggara Ukraina Zaporizhzhia, yang kata pejabat Ukraina, sedikitnya 13 orang dan melukai 89 lainnya.

Putin bertemu Alexander Bastrykin, kepala Komite Investigasi Rusia, yang mempresentasikan temuan atas apa yang dia katakan sebagai ledakan kendaraan dan kebakaran di jembatan.

Ledakan di jembatan di atas Selat Kerch, rute pasokan utama bagi pasukan Moskow di Ukraina selatan, telah memicu ‘pesan gembira’ dari pejabat Ukraina pada hari Sabtu, tetapi tidak ada klaim tanggung jawab.

Jembatan ini juga merupakan arteri utama untuk pelabuhan Sevastopol, di mana armada Laut Hitam Rusia bermarkas.

Bastrykin mengatakan para penyelidik telah menetapkan rute yang dilalui kendaraan itu dan orang-orang yang terlibat dalam pergerakannya.

Dia mengatakan bahwa kendaraan itu telah melalui Bulgaria, Georgia, Armenia, Ossetia Selatan dan wilayah Krasnodar Rusia sebelum tiba di jembatan.

Adapun, layanan kereta api dan lalu lintas jalan dilanjutkan setelah ledakan. Namun, gambar menunjukkan setengah dari bagian jalan jembatan hancur, dengan setengah lainnya terpasang.

kerusakan pada jembatan itu, yang telah menjadi simbol aneksasi Rusia atas semenanjung Krimea, terjadi di tengah kondisi Rusia yang kian terdesak di Ukraina.

Rusia merebut Krimea dari Ukraina pada 2014 dan jembatan sepanjang 19 km yang menghubungkan wilayah itu dengan jaringan transportasinya dibuka dengan meriah empat tahun kemudian oleh Putin.

Gubernur Rusia Krimea, Sergei Aksyonov, mengatakan kepada wartawan bahwa warga akan tetap bertahan meski jembatan itu rusak.

“Tentu saja emosi telah terpicu dan ada keinginan yang sehat untuk membalas dendam,” katanya.

Aksyonov mengatakan Krimea memiliki bahan bakar untuk sebulan dan makanan untuk dua bulan.

error: Content is protected !!