Krisis Pangan Mengancam RI, Pabrik Pupuk Belum Dapat Gas!

redaksiutama.com – Pemerintah berulang kali menyatakan bahwa krisis pangan mengintai dunia pada tahun 2023, tak terkecuali di Indonesia. Krisis pangan bisa saja tak hanya mengintai bahkan mendekat tatkala pasokan pupuk untuk pertanian mengalami gangguan.

Hal ini seperti yang terjadi belakangan ini terhadap PT Pupuk Iskandar Muda (PIM) yang mana saat ini pabrik pupuk miliknya di PIM-1 Aceh terancam mati dan tak lagi produksi pupuk pada tahun 2023 karena belum ada kepastian pasokan gas untuk pabrik. Hal itu diungkapkan langsung oleh Menteri BUMN Erick Thohir dalam Rapat Kerja (Raker) dengan Komisi VI DPR beberapa waktu yang lalu.

Direktur Portofolio dan Pengembangan Bisnis Pupuk Indonesia, Jamsaton Nababan juga membenarkan bahwa suplai gas yang seharusnya bisa dipakai untuk Pabrik pada bulan Januari ini belum bisa diperoleh.

Alasannya karena suplai gas dari LNG yang sebelumnya direncanakan dipasok dari BP Tangguh tidak bisa terlaksana karena BP Tangguh baru bisa suplai LNG pada April 2026.

“Sedangkan gas pipa masih shortage belum bisa memenuhi semua kebutuhan untuk PIM. Kalau mengharapkan suplai gas LNG dari Tangguh Train 3, memang jelas tidak bisa terpenuhi semua kebutuhan, sedangkan suplai gas yang ada di sekitar Aceh sangat terbatas,” ungkap Jamsaton kepada CNBC Indonesia, Jumat (9/12/2022).

Oleh karena itu, kata Jamsaton, pihaknya saat ini sedang mengusahakan untuk mencari alternatif sumber LNG baik dari dalam negeri maupun luar negeri. “Kami sedang mencari alternatif,” tandas Jamsaton.

Meski begitu, ia mengakui bahwa saat ini terdapat kendala pasokan dari LNG Tangguh, namun pihaknya sudah berkoordinasi dengan Kementerian ESDM, SKK Migas, Kementerian BUMN untuk bisa mendapatkan pengganti alokasi gas tersebut untuk tahun 2023. Baik itu, berupa pengalihan dari sumber gas lain, maupun melalui mekanisme impor gas.

Dihubungi terpisah, SVP Corporate Communication Pupuk Indonesia Wijaya Laksana menjelaskan bahwa PIM-1 mempunyai kebutuhan gas sebesar 55 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) dan telah mendapatkan alokasi dari LNG Tangguh sampai tahun 2024 sebanyak 5 kargo. Hal tersebut sesuai dengan Kepmen ESDM No, 134K/2021.

“PIM-1 sendiri, sejak tahun 2012 berhenti beroperasi, namun berkat dukungan Kementerian ESDM, di awal tahun ini berhasil kita lakukan reaktivasi atau dihidupkan kembali,” kata dia.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM, Tutuka Ariadji menyatakan, mengenai persoalan pasokan gas untuk Pupuk Iskandar Muda itu, saat ini masih di bahas.

“Baru dibahas, mudah-mudahan bisa selesai akhir tahun ini bisa,” ungkap Tutuka ditemui di Gedung DPR, Senin (12/12/2022).

error: Content is protected !!