Korban Gempa Cianjur Diberikan Bantuan Hunian Sementara

redaksiutama.com – Gempa yang terjadi di Cianjur yang terjadi 21 November 2022 menyebabkan ratusan orang meninggal dunia. Selain itu, akibat gempa berkekuatan 5,6 magnitudo menyebabkan ratusan rumah rusak parah.

Hal ini membuat banyak warga Cianjur kehilangan tempat tinggal. Dampak yang diakibatan membuat berbagai kalangan memberikan bantuan. Seperti yang dilakukan Dewa Eka Prayoya Foundation (DeEP-F). Lembaga ini menginisiasi pembangunan Hunian Sementara Rasa Layanan Surgawi (Huntara Jannati) bagi warga terdampak gempa dahsyat yang mengguncang Kabupaten Cianjur .

Lewat Huntara Jannati, para korban gempa Cianjur tidak hanya mendapat hunian sementara, melainkan juga berbagai fasilitas lainnya, mulai dari makanan siap saji, bimbingan keimanan, bahkan hingga bantuan pemberdayaan ekonomi agar mereka kembali pulih seperti sedia kala.

Dua unit Huntara Jannati yang merupakan hasil kerja sama DeEP-F bersama Muhsinin Club dan Selamatkan Indonesia dengan Al-Quran (SIDAQ) Solidarity itu kini mulai berdiri di Kavling Madani Asri I (Babakan Gasol), Cugenang, Kabupaten Cianjur .

Dikatakan Rendy Saputra, Huntara Jannati merupakan program bantuan DeEP-F bagi korban gempa Cianjur secara holistik. Pasalnya, melalui Huntara Jannati, para korban tidak sebatas hanya mendapatkan hunian sementara.

“Di Huntara ini ada empat fasilitas besar yang kami berikan. Ada hunian, makanan, penguatan keimanan, hingga keilmuan dakwah serta pemberdayaan ekonomi sebagai wujud recovery korban gempa Cianjur ,” ungkapnya.

Rendy menuturkan, para korban gempa Cianjur akan menempati Huntara Jannati setidaknya selama satu tahun. Selama setahun, mereka akan mendapatkan empat fasilitas besar tadi hingga mampu kembali hidup mandiri dan menata kehidupannya.

Menurutna, karena bakal ditinggali cukup lama, Huntara Jannati juga dibangun secara permanen menggunakan material yang relatif tahan terhadap gempa susulan seperti penggunaan baja ringan dan papan GRC untuk dindingnya.

“Tanahnya juga kami plester serta atapnya memakai spandek. Sehingga dari sisi kesehatan pun, insya Allah Huntara Jannati menjadi hunian yang sehat,” ujarnya.

Ia mengatakan, setiap pengungsi yang akan tinggal di Huntara Jannati akan diverifikasi dan mendapatkan kartu. Lewat kartu tersebut, tim pemberdayaan kemudian akan melakukan verifikasi dalam upaya pemulihan ekonomi.

“Kita cek jalur pekerjaannya. Kalau bertani di mana misalnya, apakah dia bisa recovery atau ada bantuan pemerintah. Jadi, targetnya itu dia betul-betul bisa mandiri lagi, kembali ke kediamannya dan bisa melanjutkan hidup,” katanya.

Rendy mengatakan untuk salah satu syarat calon penghuni adalah korban gempa Cianjur yang rumahnya rusak berat atau roboh serta tinggal di sekitar lokasi Huntara Jannati.

“Dengan ukuran 10×10 meter, maka satu Huntara ini nantinya kira-kira bisa menampung sebanyak 80 orang,” kata Rendy.

Ia mengatakan, bahwa pembangunan satu unit Huntara Jannati hanya membutuhkan waktu sekitar tiga hari dan biaya sebesar Rp80 juta.

“Kita tanggung jawab bersama, tanggung jawab makanannya, huniannya, pendidikannya hingga tanggung jawab ekonominya sampai dia pulih kembali,” katanya.

Rendy menuturkan, pihaknya tidak ingin bantuan yang diberikan DeEP-F hanya sebatas selebrasi dan numpang logo lantas pergi begitu saja ketika masa tanggap darurat selesai. Oleh karenanya, pihaknya lebih memilih memberikan bantuan jangka panjang hingga masa recovery selesai.

“Maka kami minta maaf karena gak semua daerah (bisa mendapatkan fasilitas Huntara Jannati). Kita saat ini bangun dua kawasan, di sini Cugenang dan di Ponpes An-Nahl. Untuk di Ponpes An-Nahl itu unlimited karena ada lahan 5 hektare yang akan dipakai, nanti nampak Huntara akan tumbuh di sana,” katanya.

Rendi menuturkan, Huntara Jannati ke depan akan dijadikan pilot project oleh organisasi kemanusiaan yang juga didirikan oleh Dewa Eka Prayoga yang dikenal sebagai pebisnis ulung dengan julukan Dewa Selling itu. Sehingga, ketika terjadi gempa atau bencana, pihaknya sudah memiliki gambaran hunian yang tepat untuk dibangun.

“Mudah-mudahan Huntara ini bisa jadi template DeEP-F. Karena kalau mau dipakai sementara gampang dibongkar kembali, tahan angin, air, kedap suara serta lebih sehat dan sanitasi untuk pengungsi,” katanya.

Sementara itu, perwakilan Muhsinin Club, Muhammad Catur Gunandi mengatakan, pihaknya senang bisa berkolaborasi dengan DeEP-F dalam membantu korban gempa Cianjur . Terlebih, pihaknya memang memilih program bantuan jangka panjang dan tidak hanya hit and run.

“Terkait dengan transparansi, yang kami senangi di sini kaidahnya kepedulian bukan berapa besarnya. Saya yakin semua mampu, tapi diajari kepeduliannya. Itu yang memotivasi kami untuk terus bersama-sama dengan DeEP Foundation, setiap program-programnya insya Allah kita dukung,” kata Catur.

Karenannya, kata Catur, Muhsinin Club yang beranggotakan sekitar 106 pengusaha muslim ini juga mengajak para donatur yang ingin membantu korban gempa Cianjur dan masih ragu menyalurkannya, bisa menitipkannya ke DeEP-F.

“DeEP Foundation ini adalah satu entitas yang bisa kita percaya, amanah dan semoga Allah selalu menjaga,” ujarnya.

Dia pun berharap, para donatur menyambut baik ide kepedulian untuk membantu warga Cianjur yang terdampak gempa mengingat mereka sangat membutuhkan hunian yang layak, aman, dan sehat.

“Semoga ide ini disambut baik oleh berbagai entitas, termasuk entitas dalam circle saya. Akan saya bawa untuk menjadi ide dan turut membangun Huntara-Huntara di tempat yang membutuhkan,” kata Catur.

Korlap SIDAQ Solidarity, Ibrahim Wahid menambahkan, sebagai pengusung gerakan sedekah untuk 25 tahfidz Al-Quran di seluruh Indonesia, pihaknya sangat mendukung hadirnya Huntara Jannati yang digagas DeEP-F.

“Tentunya para donatur SIDAQ juga senang dengan wakaf ini karena pahalanya terus mengalir,” ujar Ibrahim.

Menurut Ibrahim, dalam kolaborasi dengan DeEP-F ini, pihaknya lebih banyak melakukan afiliasi program untuk mendekatkan para penghuni Huntara Jannati dengan Al-Quran.

“Semisal, setiap bada salat yang jangka waktunya pendek, kita adakan kajian Al-Quran yang tentunya menyesuaikan dengan kondisi saat ini dan nanti juga ada wakaf Al-Quran. Donatur SIDAQ sangat merespons baik,” katanya.***

error: Content is protected !!