Keputusan OPEC+ Jadi ‘Bom Waktu’, Negara-Negara Ini Korbannya

redaksiutama.com – Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Janet Yellen mengatakan langkah OPEC+ untuk memangkas produksi minyak tidak membantu dan tidak bijaksana bagi ekonomi global, terutama pasar negara berkembang yang sudah berjuang dengan harga energi yang tinggi.

Pemerintahan Presiden Joe Biden sangat kritis terhadap keputusan kartel minyak yang didukung oleh Arab Saudi dan Rusia tersebut, yang mengambil langkah bertentangan dengan tekanan AS untuk menjaga harga minyak global turun.

“Saya pikir keputusan OPEC tidak membantu dan tidak bijaksana – tidak pasti apa dampaknya, tetapi tentu saja, itu adalah sesuatu yang, bagi saya, tampaknya tidak tepat, dalam situasi yang kita hadapi,” kata Yellen kepada Financial Times, dikutip Senin (10/10/2022).

“Kami sangat khawatir dengan negara berkembang dan masalah yang mereka hadapi.”

Yellen berbicara menjelang pertemuan tahunan IMF dan Bank Dunia di Washington pelan ini, yang akan didominasi oleh diskusi tentang inflasi tinggi dan harga komoditas, dampak pengetatan tajam kebijakan moneter oleh banyak bank sentral, dan dampak ekonomi dan keuangan dari perang di Ukraina.

“Saya pikir kita akan bertukar pandangan tentang apakah negara kita menangani masalah ini, dan mencoba untuk mempertimbangkan apakah reaksi kolektif kita menambahkan sesuatu yang masuk akal, dan yang terbaik yang bisa kita lakukan, di lingkungan yang sulit itu,” katanya.

AS berharap menggunakan pertemuan itu untuk mendorong negara-negara Eropa memberikan bantuan ekonomi ke Ukraina jauh lebih cepat, di tengah meningkatnya frustrasi di Washington bahwa beberapa sekutunya tertinggal dalam memenuhi janji mereka untuk membantu Kyiv secara finansial.

“Sejumlah negara telah menjanjikan bantuan ekonomi yang signifikan, tetapi belum cukup untuk menyebarkannya. Kecepatan transfer uang ke Ukraina terlalu lambat. Ada komitmen tetapi uangnya perlu dikerahkan, “kata Yellen, mencatat bahwa AS telah memberikan US$ 8,5 miliar dalam bentuk hibah untuk Ukraina dan US$ 4,5 miliar lainnya baru saja disetujui oleh Kongres.

Terkait minyak, sekutu AS dan G7 telah memasuki babak terakhir pembicaraan untuk menetapkan batas harga ekspor minyak Rusia. Hal itu bertujuan untuk menghilangkan pendapatan energi vital Moskow yang dipakai membiayai perang, tetapi juga menjaga agar minyak mengalir dari negara itu dengan cara yang tidak menyebabkan lonjakan harga di seluruh dunia.

“Menekan harga adalah sesuatu yang sangat membantu negara-negara berkembang yang menderita dari harga energi yang tinggi,” kata Yellen.

error: Content is protected !!