redaksiutama.com – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan selama sepekan 5-11 September 2022, kejadian banjir secara signifikan terjadi di Kalimantan dan Sulawesi.
Pelaksana tugas Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam Disaster Briefing daring di Jakarta, Senin menjelaskan bahwa dalam pekan tersebut terjadi 38 kali kejadian bencana.
Adapun bencana yang siginifikan terjadi adalah 19 kejadian bencana banjir dengan jumlah warga mengungsi dan terdampak sebanyak 24.566 orang, diikuti dengan 9 kejadian cuaca ekstrem, 6 kejadian kebakaran hutan dan lahan (karhutla), 3 kejadian tanah longsor dan 1 kejadian gempa bumi.
Abdul mengimbau kewaspadaan masyarakat akan kepungan bencana banjir, terutama di wilayah Pulau Kalimantan dan Sulawesi.
Dari seluruh wilayah Kalimantan, hanya Provinsi Kalimantan Utara yang tidak melaporkan adanya kejadian banjir. Sementara wilayah Sulawesi seperti Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Selatan yang melaporkan kejadian banjir.
“Hal ini tentu saja tidak lepas kalau kita lihat kenapa Kalimantan dan Sulawesi yang paling signifikan saat terkena dampak banjir,” ujar Abdul.
Abdul menjabarkan melalui grafik peta curah hujan yang lebih tinggi dari 30 mm dalam satu hari. Pada 4 September 2022, konsentrasi awan dan curah hujan terdapat di Sulawesi Utara, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, dan sebagian Kalimantan.
Kemudian pada 5 September 2022, hampir dari utara sampai selatan bagian timur Kalimantan, memiliki curah hujan luar biasa tinggi, sehingga menyebabkan banjir di Bontang dan beberapa tempat lainnya.
Selanjutnya pada 7 September, curah hujan tinggi terjadi lagi di wilayah Katingan, Kalimantan Tengah, dan Sintang, Kalimantan Barat.
Sementara tanggal 8 September, wilayah Kalimantan tampak terdapat curah hujan tinggi, meskipun terdistribusi sedikit di Sumatera bagian selatan, Jawa bagian barat dan Banten.
“Tapi di sini kita lihat Kalimantan sangat intens dari curah hujan dengan intensitas lebih dari 30 mm. Jadi ini yang kemudian membawa signifikansi yang cukup besar dalam mempengaruhi kejadian banjir Kalimantan,” kata Abdul.
Abdul mengimbau untuk harus waspada pada kepungan banjir, karena sebagaimana disampaikan oleh BMKG musim hujan itu datang lebih awal dan mungkin dengan intensitas yang bukan sifatnya di awal musim hujan seperti biasa, tetapi intensitas hujan sudah cukup tinggi.