Jika Tak Lagi Jadi Menkeu, Sri Mulyani Incar Profesi Ini

redaksiutama.com – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengaku, jika tidak menjadi bendahara negara alias menteri keuangan, dirinya ingin melakoni profesi lain.

Hal tersebut disampaikan oleh Sri Mulyani saat pembukaan Olimpiade APBN 2022 yang diselenggarakan hari ini, Minggu (25/9/2022). Para peserta berkesempatan langsung berbicara secara virtual dengan Sri Mulyani.

Salah satu peserta murid SMA menanyakan kepada Sri Mulyani, perihal apa yang akan ditekuni Sri Mulyani jika tidak menjadi menteri keuangan.

Sri Mulyani pun bercerita, jika dirinya tidak menjadi menteri keuangan, dirinya dahulu berkeinginan menjadi guru, dosen, atau peneliti. Namun seiring berjalannya waktu saat ini, Sri Mulyani justru ingin menjadi chef alias juru masak.

“Satu, saya ingin menjadi guru, jadi dosen, dan peneliti. Karena selama ini kan selain menjadi menteri, saya pengajar di universitas. Tapi saya pikir-pikir sekarang, saya ingin jadi chef juga kali ya, jadi tukang masak,” tuturnya.

Perempuan kelahiran Bandar Lampung, 26 Agustus 1962 ini sebelumnya memang dikenal sebagai pengamat ekonomi di Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (LPEM FEUI).

Sri Mulyani menjabat sebagai Kepala Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (LPEM FEUI) sejak 1998.

Anak ketujuh dari 10 bersaudara ini merupakan anak dari pasangan Satmoko dan Retno Sriningsih Satmoko dimana keduanya merupakan Guru Besar di Universitas Negeri Semarang (Unnes).

Pada kesempatan itu pun, Sri Mulyani bercerita mengenai sosok panutan dalam hidupnya sehingga dirinya bisa seperti saat ini. Sosok inspirasinya tersebut tak lain adalah orang tuanya sendiri, khususnya sang ibunda, Prof. Dr. Retni Sriningsih Satmoko.

Di mata Sri Mulyani ibunya merupakan sosok yang sangat berdedikasi penuh terhadap pendidikan. Sang ibu tak pantang menyerah untuk menggapai pendidikannya hingga mencapai pendidikan tingkat tinggi, hingga mencapai gelar doktor, dengan tidak mengesampingkan perannya untuk membesarkan anak-anaknya.

“Beliau tetap menjaga dan membesarkan anak-anaknya, mendidik anak-anaknya 10 anak, saya anak ke 7 dari 10 dan bisa menjaganya dengan baik,” tuturnya.

Sri Mulyani bilang, ibunya adalah perempuan yang betul-betul sangat kuat, sifat keibuannya halus, dan juga feminin sebagai perempuan. “Sangat ulet dan kuat, sebagai seorang ibu dan seorang istri dan juga sebagai perempuan. Ibu saya memiliki pemikiran yang sangat maju,” ceritanya.

“Beliau mendidikan anak-anak untuk memiliki karakter yang baik, jujur, dan punya etika serta memiliki kepekaan sosial. Jadi itu role model yang sangat komplit bagi saya,” kata Sri Mulyani lagi.

Sepak terjang Sri Mulyani gabung di pemerintahan Indonesia juga terbilang cukup lama, sejak 2004. Saat itu, ketika Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjabat sebagai presiden RI, Sri Mulyani dipercaya sebagai Menteri negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas dari Kabinet Indonesia Bersatu.

Sri Mulyani kemudian ditunjuk sebagai Menteri Keuangan, menggantikan Jusuf Anwar pada Desember 2005. Kemudian pada 2008, Sri Mulyani menjabat sebagai Pelaksana Tugas (PLT) Menteri Koordinator Bidang Perekonomian usai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Boediono dilantik sebagai Gubernur Bank Indonesia (BI).

Pada 2010, Sri Mulyani mengemban tugas sebagai Direktur Pelaksana Bank Dunia, sekaligus menjadi orang Indonesia pertama yang menjabat sebagai Direktur Pelaksana Bank Dunia.

Kemudian pada Juli 2016, Sri Mulyani dipanggil oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menggantikan Bambang Brodjonegoro sebagai Menteri Keuangan hingga saat ini.

error: Content is protected !!