Indonesia versus Thailand, Garuda berpeluang menang atas Gajah Perang

redaksiutama.com – Setelah pertarungan sengit di final Piala AFF 2020, Thailand dan Indonesia kembali bersua, kali ini di Piala AFF 2022 tepatnya pada laga ketiga mereka Grup A, Kamis (29/12), mulai pukul 16.30 WIB.

Sebagian besar pemain dan pelatih tim nasional Indonesia Shin Tae-yong tentu masih mengingat bagaimana mereka dikalahkan Thailand di partai puncak Piala AFF 2020 tersebut. Leg pertama, Indonesia takluk 0-4 dan bermain imbang 2-2 pada leg kedua.

Oleh sebab itu, menjelang pertarungan terkini kedua kesebelasan di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, skuad berjuluk “Garuda” mempersiapkan diri dengan baik demi meraup kemenangan.

Strategi disusun, taktik dirancang. Menundukkan Thailand bukan perkara mudah. Skuad “Gajah Perang” memiliki komposisi pemain muda dan senior yang patut diwaspadai. Mereka tetap tangguh meski tidak membawa nama-nama andalan seperti Chanathip Songkrasin, Supachok Sarachat dan Supachai Chaided ke Piala AFF 2022.

Ditangani pelatih asal Brazil Alexandre Polking sejak tahun 2021, Thailand menunjukkan keseimbangan tim yang patut diacungi jempol.

Pada dua laga awal Piala AFF 2022, Thailand yang menggantungkan nasib pada pemain senior layaknya Teerasil Dangda, Adisak Kraisorn, Theerathon Bunmathan dan Sarach Yooyen yang berpadu dengan pemain muda Kritasada Kaman dan Ekanit Panya mampu membuat sembilan gol tanpa sekali pun kebobolan.

Mereka mengandaskan Brunei Darussalam 5-0 dan Filipina dengan empat gol tidak berbalas.

Indonesia sejatinya juga sudah melesakkan sembilan gol pada dua laga perdananya di Piala AFF 2022, yakni dua gol kala unggul atas Kamboja (2-1) dan sisanya datang dari laga versus Brunei Darussalam (menang 7-0).

Akan tetapi, Asnawi Mangkualam dan kawan-kawan terlihat belum stabil terutama saat bersua Kamboja. “Garuda” ketika itu tidak menunjukkan permainan efektif lantaran hanya melesakkan dua gol dari delapan tembakan tepat sasaran dan delapan percobaan melenceng.

Performa tersebut sudah diperbaiki kala berjumpa Brunei Darussalam, tetapi Shin Tae-yong merasa perlu mengingatkan timnya agar mempertahankan ketajaman tersebut di hadapan Thailand.

Bagi Shin, setiap peluang semestinya berakhir dengan gol. Juru taktik berkewarganegaraan Korea Selatan itu menegaskan bahwa tugas membuat gol ada di pundak setiap pemain bukan hanya mereka yang berposisi penyerang (striker).

Thailand

Di Piala AFF 2022, kekuatan Thailand yang menonjol ada di lini tengah. Di sana, pelatih Alexandre Polking menempatkan dua pemain berpengalaman Theerathon Bunmathan dan Sarach Yooyen.

Theerathon, yang sebelumnya kerap mengisi posisi bek kiri, bermain sangat baik sebagai gelandang. Kapten timnas Thailand andal dalam menguasai dan melakukan operan. Total, dia sudah membuat tiga “assist” di Piala AFF 2022.

Alexandre Polking mengakui bahwa duet Theerathon dan Sarach, yang selalu tampil sejak menit pertama di Piala AFF 2022, menjadi pilar bagi konsep bermain skuadnya.

“Mereka cocok dengan gaya kami yang selalu ingin menguasai bola,” ujar Alexandre.

Theerathon sendiri sempat mengalami cedera saat Thailand berhadapan dengan Filipina. Meski demikian, sang pelatih menyebut bahwa kapten timnya tersebut kemungkinan dapat berlaga versus Indonesia.

Selain gelandang, kekuatan lain Thailand datang dari lini depan, di mana ada sosok veteran bernama Teerasil Dangda.

Teerasil sudah mengikuti Piala AFF sejak tahun 2008 atau 14 tahun lalu. Dia merupakan pencetak gol terbanyak sepanjang sejarah Piala AFF dengan 22 gol.

Jumlah gol tersebut termasuk tiga gol yang dihadirkannya untuk Thailand di Piala AFF 2022. Penampilan tersebut semakin impresif setelah pesepak bola berusia 34 tahun itu menciptakan dua “assist” pada dua laga awal Thailand di Grup A.

Kehadiran sosok-sosok macam Teerasil, Theerathon, Sarach, ditambah pemain lain seperti Adisak Kraisorn mendatangkan ketenangan bagi Alexandre Polking.

Alexandre yakin para pemainnya tersebut mampu meredam tekanan dari puluhan ribu suporter Indonesia yang bakal menghadiri pertandingan di SUGBK.

Jejak karier mereka yang panjang di level klub dan timnas dinilai sang pelatih sebagai modal penting untuk mengandaskan perlawanan Indonesia di Jakarta.

Indonesia

Salah satu keunggulan Indonesia dari Thailand sebelum pertemuan kedua tim adalah kebugaran pemain.

Shin Tae-yong menyimpan para pemain tumpuannya seperti Witan Sulaeman, Jordi Amat, Fachruddin Aryanto, Marc Klok, Ricky Kambuaya, Pratama Arhan ketika Indonesia menghancurkan Brunei Darussalam 7-0, Senin (26/12), supaya mereka fit untuk berjuang melawan Thailand.

Situasi itu berbeda dengan Thailand yang tidak mengganti susunan sebelas pertamanya waktu berlaga melawan Brunei Darussalam, 20 Desember 2022, dan Filipina, 26 Desember 2022.

Situasi tersebut dapat menguntungkan Indonesia yang mengandalkan kecepatan dari sisi sayap untuk membongkar pertahanan lawan. Daya gedor yang eksplosif dan intensif berpotensi besar membuat stamina pemain Thailand kedodoran. Andai itu terjadi, peluang menang atas “Gajah Perang” semakin terbuka.

Shin Tae-yong meminta para pemainnya untuk senantiasa konsentrasi dan tenang. Strategi tidak dapat berjalan jika skuadnya sembrono dan tergesa-gesa.

“Saya mau pemain lebih fokus,” tutur pelatih timnas Korea Selatan di Piala Dunia 2018 itu.

Bek tengah timnas Indonesia Jordi Amat dapat berperan vital saat bersua Thailand. Walau berposisi bek, pemain asal Spanyol yang dinaturalisasi pada November 2022 tersebut mempunyai kualitas distribusi bola yang apik. Kemampuan itu akan signifikan dampaknya, khususnya jika Indonesia menerapkan strategi serangan balik kala bertemu Thailand.

Pada pertandingan pertama timnas Indonesia di Grup A yakni melawan Kamboja, berdasarkan laman penyedia statistik lapangbola.com, Jordi yang tidak diganti sepanjang laga sukses membuat 62 operan dengan akurasi 93 persen dan menciptakan dua peluang. Selain itu, dia mencatatkan tiga tekel dan dua halauan.

Debut istimewa di timnas Indonesia tersebut tak luput pula dari perhatian pelatih Thailand Alexandre Polking.

Dia menganggap Indonesia beruntung dapat diperkuat Jordi Amat. Di luar kemampuan teknis yang mumpuni, pengalaman Jordi yang pernah bermain di klub Espanyol, Real Betis dan Swansea City disebut Alexandre sangat berharga untuk Indonesia.

Motivasi tambahan untuk meremukkan Thailand muncul dari Shin Tae-yong yang selama membesut timnas Indonesia sejak akhir tahun 2019 belum pernah mengandaskan sang “Gajah Perang”, termasuk di tingkat timnas kelompok umur.

Saat berjumpa di Piala AFF U-19 2022, Indonesia imbang tanpa gol dengan Thailand. Di level U-23, Indonesia kalah 0-1 dari Thailand di semifinal SEA Games 2021.

Di timnas senior, Shin membawa Indonesia seri 2-2 dengan Thailand pada laga Grup G Kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Asia. Kemudian, tim “Garuda” kandas 0-4 pada leg pertama final Piala AFF 2020 dan sama kuat 2-2 pada leg kedua.

Sekarang, Shin Tae-yong optimistis kemenangan dapat diwujudkan. Dia menegaskan, hasil-hasil negatif pada pertemuan sebelumnya terjadi lantaran dirinya masih membutuhkan waktu untuk membangun timnas Indonesia.

Namun, saat ini berbeda. Sudah tiga tahun bersama timnas Indonesia, dia merasa mampu membentuk timnas Indonesia dengan kendali penuh sesuai dengan visi bermainnya.

“Sekarang tim sudah berkembang, baik dalam kekompakan maupun kualitas pemain. Masyarakat nisa percaya dengan kualitas timnas saat ini,” kata Shin.

Dari rekor pertemuan, dikutip dari laman 11v11.com, Indonesia tidak memiliki pencapaian yang bagus saat bersua Thailand mulai tahun 1957. Total, kedua tim bertanding di 80 laga, di mana Indonesia kalah 40 kali dan 25 kali menang. Sisanya tuntas dengan sama kuat.

Pada enam pertemuan terakhir dari 17 Desember 2016, Indonesia bahkan tidak mampu mengalahkan Thailand. Sepanjang itu, Indonesia cuma mampu memaksakan dua hasil seri dan sisanya tuntas dengan kekalahan.

Akan tetapi, tidak ada tim di dunia ini yang tidak terkalahkan. Sudah saatnya Indonesia mampu menundukkan Thailand. “Garuda” tidak boleh lagi berada di bawah bayang-bayang si “Gajah Perang”.

error: Content is protected !!