redaksiutama.com – Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP PDI-P Hasto Kristiyanto heran negara Singapura bisa lebih maju daripada Indonesia. Padahal, Indonesia kaya akan sumber daya alam (SDA).
Hasto menilai, dengan keanekaragaman dan kekayaan yang Indonesia punya, seharusnya Indonesia mampu mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) dengan cepat.
Awalnya, Hasto menyoroti masalah pendidikan di Indonesia yang menjadi perhatian serius.
Pasalnya, PDI-P melihat adanya praktik-praktik yang tak sesuai dalam upaya memajukan bangsa lewat pendidikan.
Dia membandingkan perkembangan iptek Indonesia yang tertinggal dari Singapura.
“Sumber daya alam kita jauh lebih mampu, tapi kenapa Singapura di atas kita? PDI-P menyiapkan kepemimpinan teknokratik karena akselerasi bangsa tidak bisa tanpa kemajuan pendidikan dan teknologi,” ujar Hasto dalam peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-94 di Sekolah Partai PDI-P, Jakarta Selatan, Jumat (28/10/2022).
Hasto menekankan sistem pendidikan di Indonesia perlu diperbaiki demi menciptakan pemimpin yang berkualitas.
Maka dari itu, PDI-P mendorong Presiden Joko Widodo (Jokowi) membenahi sistem pendidikan di Indonesia supaya bisa berkembang menjadi negara yang lebih baik lagi ke depannya.
Hasto curiga ada upaya-upaya praktik radikalisme yang coba disusupkan ke dalam pendidikan di Indonesia.
“Kami mendorong untuk memimpikan, Pak Jokowi melalui Menteri Pendidikan kepada Nadiem Makariem, agar secepatnya membenahi dunia pendidikan kita. Sehingga dunia pendidikan tidak diwarnai praktik-praktik intoleransi. Dunia pendidikan tidak diwarnai oleh praktik-praktik yang sedang mempersoalkan bajunya apa. Sekarang sering muncul,” tuturnya.
“Bahkan, dunia pendidikan menjadi ajang dari berbagai pengaruh-pengaruh untuk bekerjanya pemikiran pemikiran yang digerakan oleh radikalisme sempit, ideologi kegelapan. Maka mari kita perluas kembali wawasan kebangsaan itu,” sambungnya.
Selanjutnya, Hasto menyinggung negara Tiongkok yang saat ini lebih maju dari Indonesia setelah mengikuti Konferensi Asia Afrika di Bandung.
Padahal, menurut Hasto, Tiongkok jauh tertinggal di bawah Indonesia sebelum mengikuti Konferensi Asia Afrika.
Untuk itu, Hasto mengatakan pembenahan dunia pendidikan di tanah air menjadi kunci keberlanjutan bangsa menghadapi tantangan ke depan.
“Saat ini pendidikan kita pada masuk peringkat 143, dibandingkan Singapura yang ada 11,” imbuh Hasto.