redaksiutama.com – Toyota sudah memiliki teknologi kendaraan selain berbahan bakar minyak (BBM) berbasis minyak bumi, melainkan juga berbahan bakar etanol sebagai energi hijau. Namun produksinya bukan untuk pasar dalam negeri, melainkan untuk ekspor ke negara lain. Bos Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Bob Azam menyebut mobil tersebut sudah diekspor ke Amerika Latin.
“Sebenarnya di Toyota sudah bikin engine Bio Etanol, cuma Etanolnya di Indonesia nggak ada, jadi ekspor ke Amerika Selatan. Kita udah sediakan teknologi tapi nggak ada etanolnya,” kata Bob dalam Seminar Nasional dengan tema besaran 100 Tahun Industri Otomotif Indonesia Mewujudkan NZE di Indonesia melalui YouTube Selasa (11/10/22).
Direktur Administrasi, Korporasi dan Hubungan Eksternal TMMIN itu menjelaskan bahwa Indonesia memiliki modal minyak kelapa sawit. Modal tersebut bisa juga menggerakkan industri untuk tetap bergerak.
“Beberapa negara tetangga memproduksi etanol, kita memproduksi palm oil, sebenarnya bisa exchange sehingga bisa perbesar porsinya,” kata Bob.
Dengan menggunakan energi lain, penggunaan energi fosil bisa terus ditekan. Impaknya pada pengurangan emisi karbon. Industri otomotif menjalankannya melalui Life Cycle Assesment (LCA) yang dapat berkontribusi terhadap pengurangan karbon emisi di Indonesia.
Melalui transformasi industri otomotif, Toyota Indonesia melakukan pendekatan Multi-pathway, yaitu sinergi ragam teknologi kendaraan elektrifikasi dan pemanfaatan energi rendah emisi seperti biofuel, etanol dan hydogren, serta optimalisasi implementasi energi baru dan terbarukan (EBT).
“Transisi menuju energi baru terbarukan memegang peran penting dalam menjaga ketersediaan energi dan lingkungan yang lebih hijau untuk generasi di masa yang akan datang. Kami meyakini bahwa netralitas karbon merupakan suatu keniscayaan. Harapannya kita bersama-sama menyikapi perubahan yang tidak bisa dielakkan sebagai kesempatan yang baik untuk mengoptimalkan pertumbuhan bangsa Indonesia,” sebut Bob.
