redaksiutama.com – Presiden Joko Widodo (Jokowi) tak berhenti memamerkan keberhasilannya yang membuat kas negara bertambah berkali-kali lipat atas kebijakannya melakukan hilirisasi.
Jokowi menjelaskan 77 tahun Indonesia merdeka, namun yang diekspor ke negara tujuan hanya berbahan mentah, mulai dari nikel, kelapa sawit, dan komoditas dari kekayaan sumber daya alam lainnya.
Kini, Indonesia secara konsisten selama 3 tahun berhasil memberhentikan stop nikel, walaupun saat ini negara-negara Uni Eropa menggugat Indonesia di sidang World Trade Organization (WTO) alias organisasi perdagangan dunia.
“Ini secara konsisten dan tiga tahun lalu kita stop nikel dan digugat dengan negara Uni Eropa di WTO, sampai sekarang belum selesai. Kalau digugat dan tidak berani maju, akan terus menerus yang dulu-dulu, mentahan terus yang kita ekspor,” jelas Jokowi Peresmian Pembukaan Kongres XII LVRI dan Munas XI PIVERI Tahun 2022, Selasa (11/10/2022).
Hilirisasi atau industrialisasi yang dilakukan itu lah, kata Jokowi yang kemudian membawa Indonesia berhasil mengeruk banyak keuntungan hingga Rp 360 triliun.
“Dalam bentuk mentahan, kita hanya mendapatkan Rp 15 triliun. Setelah diekspor dalam barang setengah jadi dan barang jadi, nilainya jadi Rp 360 triliun,” tutur Jokowi.
“Dari Rp 15 triliun menjadi Rp 360 triliun, baru satu barang. Kalau barang yang lain, tembaga begitu smelter di Gresik selesai, ini juga setop, tak ada ekspor tembaga. Semua harus dikerjakan jadi barang di Indonesia,” kata Jokowi lagi.Oleh karena itu, untuk mengulang kesuksesan pelarangan ekspor nikel. Kelak, Presiden Jokowi juga akan melarang kegiatan ekspor timah, bauksit hingga tembaga.
“Kalau ini konsisten kita lakukan, tanpa takut digugat. Tambahan nilai tambah akan melompat,” jelas Jokowi.