redaksiutama.com – Kantor Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Padang, Sumatera Barat (Sumbar), melaksanakan 51 operasi pencarian dan pertolongan(SAR) sepanjang 2022.
“Terhitung sejak Januari hingga akhir Desember 2022, ada 51 kejadian yang kami tangani dari berbagai jenis kecelakaan yang terjadi,” kata Kepala Basarnas Padang Abdul Malik didampingi Kepala Seksi Operasional Octavianto di Padang, Jumat.
Ia mengatakan dari seluruh kejadian yang ditangani oleh Basarnas Padang itu jumlah korban yang berhasil diselamatkan sebanyak 66 orang.
Dengan rincian dalam kecelakaan kapal sebanyak 11 orang, kondisi membahayakan manusia 11 orang, bencana alam 39 orang dan kecelakaan dengan penanganan khusus sebanyak lima orang.
Sementara itu untuk korban yang meninggal dunia sebanyak 56 orang, dan yang dinyatakan hilang 16 orang.
Kepala Seksi Operasional Octavianto menjelaskan bahwa wilayah kerja Basarnas Padang mencakup 18 kabupaten atau kota yang ada di Sumbar selain Mentawai.
Pihaknya membagi operasi SAR dalam lima jenis kejadian yakni kecelakaan pesawat, kecelakaan kapal, kondisi membahayakan manusia, bencana dan kecelakaan dengan penanganan khusus.
Ia merinci untuk jenis kecelakaan pesawat nol kasus, kecelakaan kapal tujuh kasus, bencana empat kasus, kondisi membahayakan manusia 35 kasus, dan kecelakaan dengan penanganan khusus empat kasus.
“Kondisi membahayakan manusia adalah operasi SAR yang dilakukan terhadap kejadian pemancing yang hanyut di laut atau sungai dan sejenisnya,” jelasnya.
Sementara kecelakaan dengan penanganan khusus adalah kejadian seperti ledakan tambang di Sawahlunto, kecelakaan di kawasan Sitinjau Laut dan sejenisnya.
Jika dibandingkan dengan tahun 2021, lanjut Octa, angka kejadian pada 2022 menurun. Dimana pada tahun 2021 operasi yang dilakukan sebanyak 75 kejadian.
Ia mengatakan pada 2023, pihaknya terus memaksimalkan segala potensi SAR serta sumber daya manusia (SDM) yang ada untuk melaksanakan operasi di wilayah kerja.
“Sasarannya adalah memberikan pertolongan dan penyelamatan yang cepat kepada masyarakat, sekaligus menekan risiko dari kejadian bencana,” jelasnya.