Andai RI Kalah Gugatan Nikel di WTO, Begini Reaksi Vale

redaksiutama.com – PT Vale Indonesia Tbk (INCO) menilai kegiatan hilirisasi nikel di dalam negeri tidak akan berdampak signifikan apabila Indonesia kalah dalam gugatan melawan Uni Eropa di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) terkait penghentian ekspor bijih nikel.

Direktur Utama PT Vale Indonesia Febriany Eddy mengatakan, proses hilirisasi nikel di dalam negeri akan tetap terus berjalan, sekalipun jika nantinya Indonesia kalah dalam gugatan Uni Eropa.

Pasalnya, pemerintah saat ini terus menggalakkan percepatan pengolahan bijih nikel kadar rendah untuk baterai kendaraan listrik (electric vehicle/ EV) di dalam negeri. Di samping itu, investor melihat bahwa pengolahan nikel bijih rendah akan ekonomis jika dilakukan dekat dengan lokasi tambang.

“Sehingga, menurut saya secara ekonomis gak masuk akal jika diolah di luar negeri. Menurut saya, tidak berdampak pada program hilirisasinya pemerintah. Harusnya tidak ada isu soal hilirisasi baterai,” ungkap Febriany saat ditemui di Gedung DPR, Selasa (27/9/2022).

Febriany bercerita bahwa sebelum 2014, pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter) nikel di Indonesia hanya ada dua. Namun saat ini jumlahnya cukup banyak.

Seperti diketahui, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebutkan bahwa Indonesia kemungkinan akan kalah atas gugatan di WTO terkait gugatan sengketa disetopnya ekspor bijih nikel tersebut. Namun, Jokowi menilai bahwa yang terpenting bagi negara itu yaitu dengan melakukan penyetopan ekspor nikel mentah, Indonesia bisa mengubah tata kelola nikel di dalam negeri.

“Kelihatannya kita kalah (gugatan) tapi tidak apa-apa, industri kita akhirnya sudah jadi. Jadi kenapa takut? kalah tidak apa-apa syukur bisa menang,” terang Jokowi dalam acara Sarasehan 100 Ekonomi oleh INDEF dan CNBC Indonesia, Rabu (7/9/2022).

Adapun Pemerintah Indonesia sudah menyetop ekspor nikel mentah sejak 1 Januari 2020. Melalui penyetopan ekspor nikel, kata Jokowi, lompatan pendapatan negara bisa naik menjadi 19 kali lipat.

“Di tahun 2021 ketika kita hilirisasi nikel, kita dapat US$ 20,9 miliar. Lompatannya, nilai tambah lompatannya 19 kali. Ini kalau mulai tarik lagi setop tembaga, timah dan nikel,” ungkap Jokowi.

error: Content is protected !!