redaksiutama.com – Tentara Burkina Faso mengumumkan bahwa pihaknya menggulingkan pemimpin junta militer Letnan Kolonel Paul-Henri Damiba.
Pengumuman tersebut disampaikan Ibrahim Traore, tentara berpangkat kapten, melalui televisi nasional pada Jumat (30/9/2022) malam waktu setempat.
Sebelumnya dikudeta, Damiba mendesak penduduk untuk tetap tenang setelah tembakan keras terdengar di beberapa bagian ibu kota.
Traore mengutip ketidakmampuan Damiba untuk menangani pemberontakan di Burkina Faso sebagai alasannya, sebagaimana dilansir BBC.
Dia juga mengumumkan bahwa perbatasan ditutup tanpa batas waktu yang ditentukan. Semua kegiatan politik juga dihentikan.
Dilansir Reuters, itu merupakan kudeta militer kedua pada tahun ini di Burkina Faso.
Kudeta kali ini dimulai dengan serentetan tembakan di dekat kamp militer di Ouagadougou, ledakan di dekat istana presiden, dan interupsi terhadap program televisi negara.
Damiba sebelumnya menggulingkan pemerintah terpilih Burkina Faso pada Januari, dengan alasan kegagalan untuk menghentikan pemberontakan.
Namun pemerintahan Damiba juga belum mampu memadamkan kekerasan pemberontakan.
Pada Senin (26/9/2022), 11 tentara tewas ketika mereka mengawal konvoi kendaraan sipil di utara negara itu.
Pengumuman kudeta
Lebih dari 20 tentara bersenjata, sebagian besar dengan wajah tertutup, muncul di televisi pemerintah sesaat sebelum pukul 20.00 waktu setempat.
“Menghadapi situasi yang memburuk, kami mencoba beberapa kali untuk membuat Damiba memfokuskan kembali transisi pada pertanyaan keamanan,” kata pernyataan yang ditandatangani oleh Traore.
“Tindakan Damiba secara bertahap meyakinkan kami bahwa ambisinya menyimpang dari apa yang kami rencanakan. Kami memutuskan hari ini untuk mencopot Damiba,” sambungnya.
Setelah pengumuman kudeta, jam malam juga diterapkan mulai pukul 21.00 hingga 05.00 keesokan harinya.
Keberadaan Letkol Damiba tidak diketahui.
Komunitas Ekonomi Negara-Negara Afrika Barat (ECOWAS) mengutuk langkah itu, dengan menyatakan penentangannya terhadap pengambilalihan atau mempertahankan kekuasaan dengan cara-cara yang tidak konstitusional.
Setelah matahari terbit, Ouagadougou yang biasanya ramai itu menjadi sepi. Para tentara muncul di jalan-jalan memblokir beberapa jalan dan menjaga titik-titik strategis utama.