Reformasi Cepat Berujung Gejolak Ekonomi Inggris, PM Liz Truss Akan Tanggung Jawab

redaksiutama.com – Perdana Menteri Inggris Liz Truss pada Senin (17/10/2022) meminta maaf karena reformasi terlalu cepat yang memicu gejolak ekonomi, tetapi berjanji untuk bertanggung jawab.

“Saya ingin menerima tanggung jawab dan meminta maaf atas kesalahan yang telah dibuat… kami melangkah terlalu jauh dan terlalu cepat,” katanya kepada BBC dikutip dari kantor berita AFP.

Namun, dia mengatakan “sepenuhnya berkomitmen untuk negara ini” meskipun ada pertanyaan tentang siapa yang sekarang mengendalikan kebijakan pemerintah.

Pemerintah Inggris pada Senin (17/10/2022) memangkas hampir semua pemotongan pajak menggunakan utang yang diumumkan bulan lalu untuk mencegah kekacauan pasar baru.

Liz Truss lalu memecat Menteri Keuangan Inggris Kwasi Kwarteng pada Jumat (14/10/2022) dan menggantinya dengan Jeremy Hunt.

Namun, posisi Liz Truss tetap dalam keadaan genting dan anggota parlemen Konservatif Roger Gale mengatakan bahwa Hunt adalah perdana menteri de facto.

Menkeu Inggris yang baru menyatakan, tidak ada pemerintah yang bisa mengendalikan pasar, tetapi menekankan tindakannya akan memberikan kepastian atas keuangan publik dan membantu mengamankan pertumbuhan ekonomi.

“Perdana menteri dan saya kemarin sepakat untuk membatalkan hampir semua kebijakan pajak yang diumumkan dalam rencana pertumbuhan tiga minggu lalu,” kata Hunt kepada parlemen, diapit oleh Truss yang berwajah muram.

Hunt juga mengumumkan pembentukan dewan penasihat ekonomi yang berisi empat ahli di luar pemerintahan.

Beberapa jam sebelumnya, dia membuat pernyataan singkat di televisi untuk mengumumkan pembalikan dramatis ke pasar yang runyam, mengakui anggaran bulan lalu dari pendahulunya telah merugikan keuangan publik.

Truss berkata kepada BBC, dia masih percaya pada pertumbuhan tinggi serta ekonomi pajak rendah, tetapi stabilitas ekonomi adalah prioritasnya sebagai perdana menteri.

error: Content is protected !!
Exit mobile version