redaksiutama.com – Presiden Iran Ebrahim Raisi mengecam Amerika Serikat (AS) dan sekutunya pada Selasa (27/12/2022), dengan menuduh mereka mengobarkan protes anti-pemerintah yang telah berlangsung di Iran selama lebih dari tiga bulan.
Iran telah diguncang oleh protes massal sejak pertengahan September atas kematian Mahsa Amini .
Mahas Amini adalah seorang wanita Kurdi Iran berusia 22 tahun yang meninggal setelah ditahan oleh polisi moral Iran.
Protes dengan cepat meningkat menjadi seruan untuk menggulingkan teokrasi Iran, yang didirikan setelah revolusi 1979, menandai salah satu tantangan terbesar bagi pemerintahan ulama Iran dalam lebih dari empat dekade.
Setidaknya 507 pengunjuk rasa telah tewas dan lebih dari 18.500 orang telah ditangkap, menurut Aktivis Hak Asasi Manusia di Iran, sebuah kelompok yang memantau kerusuhan itu dengan cermat.
Sementara, pihak berwenang Iran belum merilis angka untuk orang yang terbunuh atau ditangkap dalam demonstrasi.
Berbicara pada upacara peringatan pemakaman 400 tentara yang tewas dalam perang Iran-Irak tahun 1980-an, Raisi mengatakan upaya musuh-musuh bangsa –merujuk pada Amerika Serikat dan sekutunya– yang berupaya menekan Iran dalam serangkaian demonstrasi anti-pemerintah telah gagal.
Otoritas Iran masih menyalahkan kerusuhan itu pada musuh asing mereka, termasuk AS dan Israel.
“Dalam kerusuhan baru-baru ini, arogansi (AS dan sekutunya) ditampilkan dengan segala kekuatannya, tetapi semua tekanan terhadap republik secara resmi telah gagal,” ucap dia, dikutip dari
Sebelumnya pada bulan Desember, Iran telah mengeksekusi dua tahanan, keduanya berusia 23 tahun dan didakwa sehubungan dengan protes massal.
Yang pertama adalah Mohsen Shekari, yang dituduh oleh pengadilan Iran memblokir jalan di Teheran dan menyerang seorang anggota pasukan keamanan negara itu dengan parang.
Yang kedua adalah Majidreza Rahnavard, yang tubuhnya dibiarkan tergantung di derek konstruksi sebagai peringatan mengerikan bagi orang lain.
Pihak berwenang Iran menuduh Rahnavard telah menikam dua anggota pasukan paramiliternya.
Eksekusi tersebut memicu protes internasional.
Dilaporkan, puluhan orang lainnya masih dalam daftar untuk dieksekusi.
Upacara pemakaman pada hari Selasa kemarin nyatanya diadakan hanya berselang beberapa hari sebelum peringatan 3 tahun militer Iran menjatuhkan pesawat penumpang Ukraina dengan dua rudal darat-ke-udara.
Tembakan itu menewaskan semua 176 orang di dalamnya.
Ini menjadi tragedi yang memicu ledakan kerusuhan di seluruh Iran dan selanjutnya merusak hubungannya dengan Barat.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.