Potensi Melonjaknya Covid-19 saat Pembatasan China Dilonggarkan

redaksiutama.com – Ketika Li dinyatakan positif COVID-19 pada Selasa di Baoding di China utara, dia bersiap untuk karantina selama lima hari di rumah sakit lokal darurat sebagai bagian dari pengendalian pandemi yang ketat di negara itu.

Sebaliknya, China keesokan harinya tiba-tiba melonggarkan kebijakan yang telah membuat negara terpadat di dunia itu menjadi asing di dunia yang sebagian besar belajar untuk hidup dengan Covid-19.

Dilansir dari Reuters, Li, 30 tahun, yang meminta untuk diidentifikasi hanya dengan nama keluarganya, mengatakan bahwa dia diizinkan untuk memulihkan diri di rumah di kota industri dekat ibu kota Beijing.

Tetapi perubahan kebijakan yang tiba-tiba membuatnya lengah. Dia dibiarkan sendiri, dia tidak punya obat di rumah untuk mengobati demamnya.

“Saya tidak bisa membeli obat apa pun saat itu, dengan antrean panjang di mana-mana di luar apotek,” kata Li.

Tiga tahun setelah virus corona muncul di China tengah, beberapa warga baru-baru ini melancarkan protes publik yang jarang terjadi terhadap kebijakan nol-Covid yang menuntut penguncian yang mengganggu secara ekonomi dan karantina wajib di fasilitas pemerintah.

Tetapi perubahan kebijakan Beijing yang tiba-tiba pada hari Rabu (7/12/2022), yang didukung oleh beberapa orang, juga memicu kekhawatiran di negara dengan tingkat vaksinasi yang relatif rendah di mana orang-orang diajari untuk takut terhadap penyakit tersebut.

Pelonggaran dalam pengujian PCR wajib terhadap 1,4 miliar orang China telah melemahkan kemampuan otoritas kesehatan untuk mendeteksi kasus dengan cepat dan mengukur bagaimana infeksi menyebar, mengganggu masyarakat dan ekonomi.

Sejak pelonggaran pembatasan, pihak berwenang belum memperkirakan berapa banyak orang yang akan jatuh sakit parah atau meninggal.

Pada bulan Oktober, China memperkirakan setidaknya 100 kematian untuk setiap 100.000 infeksi.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

error: Content is protected !!
Exit mobile version