redaksiutama.com – Permasalahan kesehatan paru-paru masih menjadi hal yang penting dan perlu menjadi perhatian bagi masyarakat serta para pemangku kebijakan.
Terlebih lagi jumlah tenaga kesehatan masih terbatas.
Ada banyak persoalan gangguan kesehatan pada paru-paru di Indonesia.
Misalnya, negara Indonesia saat ini pun menduduki peringkat ke tiga di dunia dalam jumlah kasus penyakit Tuberkulosis.
Jumlah penyakit kanker paru di Indonesia pun terus meningkat selama beberapa tahun terakhir seiring dengan peningkatan jumlah perokok secara nasional.
Lebih lanjut, keberadaan pandemi COVID-19 juga merupakan masalah kesehatan paru-paru .
Sayangnya, jumlah tenaga kesehatan, khususnya pada dokter paru-paru belum mencukupi jumlah penduduk Indonesia.
Kebutuhan rasio tenaga kesehatan di Indonesia adalah 1:100 ribu penduduk. Yang memiliki populasi sekitar 273 juta jiwa per tahun 2021.
Hal ini pula yang disampaikan oleh Ketua Umum Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) dr Agus Dwi Susanto, SpP(K)s.
“Indonesia masih kekurangan sekitar 1.200 orang dokter paru. Ke depannya diharapkan dengan dibukanya beberapa pusat pendidikan dokter paru akan dapat memenuhi kebutuhan ini,” ungkapnya dalam acara pertemuan Ilmiah Khusus Perhimpunan Dokter Paru Indonesia ‘Strategy for Emergency Diseases : Key Role For Lung Herath di Jakarta, Sabtu (23/9/2022).
Dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan keterampilan PDPI mengadakan kegiatan seminar ilmiah yang dinamakan Pertemuan limiah Khusus (PIK) tahun 2022.
Kegiatan ilmiah ini merupakan pertemuan ilmiah yang digelar secara hybrid.
Pertama kali acara dilakukan semenjak pandemi COVID-19.
Setelah sebelumnya hampir seluruh kegiatan seminar ilmiah ditalukan secara daring.
Tema yang diangkat pada tahun ini adatah “Strategy for Emerging Disease: Key Role for Lung Health.”
Pelaksanaan acara ini juga bertepatan dengan peringatan World Lung Day yang jatuh pada tanggal 25 September 2022.
Adapun tahun ini tema peringatan World Lung Day adalah Healthy Lung for All Terkait dengan tema poin yang diangkat adalah mengkampanyekan kesehatan paru.
Caranya dengan peningkatan pengetahuan mengenai dampak kualitas udara buruk terhadap kesehatan paru. Serta, apa tindakan yang perlu dilakukan oleh semua orang guna mengurangi tingkat polusi udara tersebut.
Lalu, bagaimana cara untuk menghindarinya.
Kedua, memberikan pengetahuan tentang pentingnya manfaat dari berhenti merokok.
Poin ke tiga adalah meningkatkan pengetahuan akan pentingnya melakukan aktivitas fisik untuk menjaga kesehatan paru.
Dan poin terakhir adalah menguatkan kewaspadaan tentang vaksinasi guna mencegah infeksi paru.(*)