Pengamat Politik: Kisah Sukses Erick Thohir Ketua Panitia Asian Games 2018 Jadi Modal Cawapres

redaksiutama.com – Ray menjelaskan, Erick Thohir sebelumnya sudah mempunyai kinerja yang baik di bidang olahraga, juga di pemerintahan sebagai Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), karena itu elektabilitasnya terus meningkat.

“Ketua Panitia Pelaksana Asian Games 2018 itu kan Erick Thohir . Acaranya kan memukau tidak hanya di Indonesia, namun memukau internasional. Sukses itu jadi modal untuk calon wakil presiden,” ujar Ray Rangkuti saat Talkshow Series Memilih Damai dengan tema “Membedah Genealogi Presiden dari Masa ke Masa di Universitas Al-Azhar, Jakarta Pusat, Kamis (8/12/2022).

Kemudian, Ray pun menyinggung Erick Thohir , kalau mantan Presiden klub sepakbola Serie A Liga Italia, Inter Milan itu, serius masuk dunia politik, maka akan dilirik masyarakat.

“Nah saat ini Pak Erick Thohir itu, di Lembaga Survei sudah di posisi kelima besar, dengan elektabilitas sekitar 8 persen,” ucap Ray.

Namun Ray menyampaikan, bahwa saat ini polanya sudah tidak bisa mengandalkan pendekatan psikologis kepada rakyat. Pemilihan Umum (Pemilu) sudah dekat, jadi harus lebih aktif memperkenalkan diri ke masyarakat.

“Nah sudah tidak bisa lagi tuh pas mau pemilu baru perkenalkan diri, harus ada pupuk yang ditanam sebelumnya,” ujar Ray.

Mendapat Penghargaan

Sebelum menjadi menteri, Erick Thohir merupakan seorang pengusaha dan pendiri Mahaka Group, perusahaan induk dari perusahaan yang memiliki fokus pada bisnis media dan entertainment.

Unit usaha Mahaka antara lain di bidang penyiaran (PT Mahaka Radio Integra Tbk), stasiun televisi (Jak TV), media luar ruang (Mahaka Advertising), media cetak (Harian Republika, Golf Digest), pemesanan dan penjualan tiket digital (Rajakarcis.com), dan berbagai perusahaan lainnya yang bergerak di bisnis olahraga dan hiburan.

Ia juga berpengalaman di bidang olahraga. Erick mengakuisisi klub sepakbola seri A yakni F.C. Internazionale Milano (Inter Milan), November 2013. Erick Thohir kemudian dipercaya sebagai presiden klub Inter. Kemudian, ia juga memiliki klub sepakbola Amerika, D.C. United dan juga pernah memiliki klub bola basket NBA Philadelphia 76ers.

Pesta Olahraga Asia (Asian Games) 2018, diselenggarakan di Jakarta dan Palembang, 18 Agustus sampai 2 September 2018. Upacara pembukaan dan penutupan diadakan di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta.

Asian Games diikuti oleh 46 negara se-Asia. Jumlah atlet mengikuti Asian Games 2018 di Indonesia tercatat sekitar 11 ribu orang.

Kesuksesan pelaksanaan pesta olahraga se-Asia itu pun kini mendatangkan kabar bahagia bagi masyarakat Indoensia.

Dewan Olimpiade ASi (OCA) memberikan penghargaan melalui kepada Indonesia atas kesuksesan ajang Asian Games 2018.

Penghargaan OCA Award itu diterima Indonesia melalui Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Erick Thohir dalam acara 72nd OCA Executive Board Meeting, Bangkok, Thailand, Sabtu (2/3/2019).

Sheik Ahmad Al Falah Al Sabah selaku Presiden OCA, mengatakan Indonesia dinilai mampu memberikan dampak positif dengan terselenggaranya pesta Asia ke-18 tersebut.

“Mewakili Indonesia, baik itu para pemimpin negara, panitia pelaksana, para volunteer, dan juga seluruh rakyat Indonesia, saya merasakan kebanggaan atas award yang diberikan OCA atas penyelenggaraan terbaik pesta olahraga bangsa Asia di Asian Games 2018. Anugerah ini untuk Indonesia yang telah berhasil menggelar Asian Games Terbaik yang mendapat apresiasi dari seluruh dunia,” ujar Erick, ketika itu.

Berkat pencapaian tersebut, majalah Forbes Indonesia memberikan penghargaan “Business Man of The Year” 2018 kepada Erick Thohir , Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) pasangan capres-cawapres Jokowi – Ma’ruf Amin menuju Pilpres 2019 mendatang.

BUMN Dirampingkan untuk Meraup Untung

Erick menjabat sebagai Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Syariah periode 2021 – 2024, dalam kapasitas sebagai Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir terus melakukan transpormasi pada perusahaan berpalt merah. Erick telah memangkas jumlah perusahaan BUMN dari sebelumnya berjumlah 142 perusahaan menjadi hanya 41 perusahaan saja. Ia juga mengurangi jumlah klaster dari 27 menjadi 12.

Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan ini merupakan upaya kementerian untuk merampingkan portofolio yang sudah ada sehingga BUMN yang memiliki total aset hingga US$ 650 miliar atau setara Rp 9.100 triliun (kurs Rp 14.000/US$) ini bisa memberikan kontribusi untuk perekonomian dalam negeri.

Erick bahkan terus merampingkan perusahaan-perusahaan milik negara. Perusahaan BUMN harus lebih efisien, sehingga kemampuannya dalam mencetak laba lebih besar. Pada masa kepemimpinannya, Erick menargetkan konsolidasi akan dilakukan bertahap dengan memangkas menjadi tinggal 37 perusahaan saja.

“Kita akan terus mendorong konsolidasi BUMN dari 41 perusahaan ke 30. Ini perlu waktu, karena itu, di masa kepemimpinan saya saya akan fokus dari 41 ke 37,” kata Erick.

Menurut Erick sudah dirasakan manfaat dari kemampuan perusahaan BUMN mencetak laba bersih. “Hasilnya bisa kita rasakan sama-sama, laba bersih BUMN tadinya 13 triliun, sekarang menjadi Rp 90 triliun, ini loncatan luar biasa,” kata Erick, dikutip 18 Maret 2022.

Bukan Berlandas Kesukuan, Tapi Kinerja

Dalam Talkshow Series Memilih Damai dengan tema “Membedah Genealogi Presiden dari Masa ke Masa, dibahas berdasarkan fakta yang ada, tidak dapat dipungkiri sejak merdeka, tujuh presiden Indonesia selalu beririsan dengan suku Jawa.

Hal tersebut, membentuk stigma masyarakat bahwa tokoh yang akan menjadi presiden Indonesia harus yang berasal dari suku Jawa. Benarkah demikian?

Faktanya, menelusuri silsilah keluarga atau jejak geneologi, kadar darah proklamator sekaligus Presiden Pertama Ir Soekarno, hanya 50 persen orang Jawa. Ayahnya orang Jawa, bernama Raden Soekemi Sosrodihardjo dan ibu perempuan Bali, Ida Ayu Nyoman Rai.

Presiden ke-3, BJ Habibie yang dilabeli sebagai orang Sulawesi, suku Bugis. Padahal kadar darahnya sama dengan Bung Karno. Alwi Abdul Jalil Habibie seorang Bugis – Gorontalo, Ayahnya, dan Raden Ayu Tuti Marini Puspowardojo , ibunya, Jawa tulen.

Lalu, Megawati Soekarno Putri, presiden ke-5, bahkan kadar darah Jawanya hanya 25 persen. Soekarno, menikahi Fatmawati, perempuan Minang – Bengkulu. Presiden Ke-4 Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, terang-terangan mengaku keturunan Tionghoa tulen. Jadi, faktanya latar-belakang kesukuan presiden Indonesia sangat beragam.

Kemudian, narasumber Ray Rangkuti mengatakan, ia tidak terlalu percaya terkait pengusulan calon pemimpin Indonesia berlandaskan suku.

“Saya tidak terlalu percaya masa depan soal suku dari Jawa, karena saya melihatnya saat ini sudah cair banget, kalau Jawa karena faktor penduduknya karena banyak banget seperti itu,” ujar Ray.

Ray Rangkuti mengatakan, bahwa nantinya dalam pemilu 2024, isu kesukuan sudah tidak relevan bagi masyarakat.

“Berdasarkan Survei Kedai Kopi 2021 lalu, dinyatakan sebesar 67 persen, sudah tidak peduli terhadap asal sukunya kok. Kalau diurut belakang lagi, berdasarkan lembaga survei Parameter Politik Indonesia, yang milih agama dan suku itu kecil,” ujar Ray.

Ray menyebutkan, berdasarkan lembaga survei yang disebutkanya, pemilih akan memilih pemimpin jika memiliki kedekatan dengan masyarakat dan jelas program ke depannya.

Ray memberikan contoh saat ini, capres 2024 yang sedang digadang-gadang oleh Partai politik seperti Ganjar Pranowo, Anies Baswedan dan Prabowo Subianto.

“Waktu itu saya di Solo Jawa Tengah, bertanya kepada teman, Ganjar bisa menang suara 80-100 persen, alasannya karena ke mana mana, ia nyapa masyarakat. Jadinya (elektabilitas) tinggi,” ujar Ray.

Kemudian, Anies Baswedan yang sudah lalukan safari politik di sejumlah daerah di Indonesia.

“Anies sudah ke mana mana, sudah melonjak persenmya ya dibanding Prabowo Subianto,” ujar Ray.

Narasumber lain Dekan FISIP Universitas Indonesia Prof Semiarto Aji Purwanto, Dekan FISIP Universitas Al-Azhar Heri Herdiawanto, peneliti Litbang Kompas Yohan Wahyu dan Prof Meutia Farida Hatta, selaku putri proklamator Mohammad Hatta.

Talkshow dibawakan oleh Paramitha Soemantri, dan Wakil Direktur Pemberitaan Tribun network merangkap Pemimpin Redaksi Warta Kota Network Domu D Ambarita sebagai moderator.

Sedangkan Prof Semiarto Aji Purwanto meyakini bahwa isu identitas masih relevan digunakan jelang pemilu.

“Masih relevan masalah politik identitas. Identitas suku bangsa, agama, daerah asal, efektif sekali dimainkan,” ucap Aji.

Walaupun demikian, zaman sekarang banyak masyarakat modern yang lebih mementingkan keterampilan dan keahlian.

Menurut Aji, apabila melihat 10 tahun terakhir, identitas masih relevan digunakan apalagi jelang pemilu mendatang. Hal tersebut dikhususkan dalam konteks dinamika politik nasional di Indonesia.

Ia pun mengajak audiens untuk melihat pilkada yang ada di daerah-daerah. Menurutnya, politik identitas masih ada dan cukup efektif menjadi senjata apabila diaktifkan.

“Kata kuncinya adalah diaktifkan. Jadi kita semua punya identitas yang mungkin bisa muncul dan kadang naik ke atas permukaan,” kata Aji.

Aji menjelaskan, etnisitas bahkan agama, dapat menggaet pengikut di daerah apabila identitas tersebut diaktifkan secara sengaja.

Bung Karno Jodohkan Hatta

Meutia juga menyebutkan saat Mohammad Hatta berusia 8 bulan telah yatim. Sebab itu, sang ibu harus menikah lagi lantaran mempunyai dua anak-anak yang masih kecil.

Ayahnya yang telah meninggal berdarah Minang, sedangkan ayah tirinya berdarah Palembang. Kemudian orangtua Bung Hatta merupakan pengusaha ekspedisi di zaman Belanda.

Namun, kendaraan yang digunakan adalah kuda. Sebab, saat itu belum ada motor dan mobil. Lalu, karyawannya dari berbagai suku bangsa.

Meutia, istri Bung Hatta, Rachmi Hatta adalah berdarah Aceh dan Purworejo. Bung Hatta sudah terbiasa dengan kemajemukan suku bangsa atau Bhineka Tunggal Ika.

“Ayah saya Bung Hatta bersumpah tak akan menikah sebelum Indonesia merdeka. Soekarno kemudian menjodohkan Bung Hatta sebelum memproklamatorkan kemerdekaan. Masa Wakil Presiden tak mempunyai istri,” ungkap mantan Menteri PPPA era Presiden SBY.

Setelah menikah pun, orang-orang penting di seputar Bung Hatta berasal dari suku dan agama yang berbeda-beda. “Jadi ayah, sangat terbiasa Indonesia Raya (majemuk, Red) sekali,”kata Mutia.

Meutia Hatta, putri proklamator Mohammad Hatta (Bung Hatta), terus memikirkan masa depan bangsa. Meutia tak mau generasi penerus terlena pada kemajuan zaman.

Karena itu, kepada tokoh politik yang kini namanya digadang-gadang menjadi capres untuk selalu mawas diri. Meutia –menteri Pemberdayaan Perempuan 2004-2009, mengatakan, jika tokoh politik ingin menjadi pejabat, harus mengetahui soal Undang-Undang 1945 dan Pancasila.

“Kami melihat Pancasila itu adalah nilai budaya, kebudayaan nasional, dan kebudayaan nasional itu, adalah kebudayaan yang digunakan orang Indonesia, warga negara untuk berinteraksi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,” ujar Meutia.

Selain itu, Meutia juga menyebutkan tentang warisan yang diberikan Hatta kepada anak-anaknya. “Warisannya adalah orang Indonesia harus menjadi tuan di negeri sendiri,”ujarnya.

Menurut Meutia, warisan Bung Hatta lainnya adalah memikirkan dan menghormati orang kecil.

Karena, tanpa orang kecil sebuah bangsa atau perusahaan tidak akan berarti.

“Satu contoh yang diberikan Bung Hatta adalah jangan menawar saat membeli buah di tukang buah di pasar tradisionil. Sebab, hal itu tidaklah manusiawi. Sedangkan saat membeli pakain mahal di mal, biarpun harganya Rp 1 juta, tidak ditawarn,” ujarnya. (*)

PDIP Bereaksi saat Zulhas Sebut Ganjar Pantas Jadi Capres PAN: Dukungan Boleh, Ingat Etika Politik!

Privacy Policy

We do not collect identifiable data about you if you are viewing from the EU countries.For more information about our privacy policy, click here

PDIP Bereaksi saat Zulhas Sebut Ganjar Pantas Jadi Capres PAN: Dukungan Boleh, Ingat Etika Politik!

Dipercaya Urus Pernikahan Kaesang, Erick Thohir Dinilai Dapat Restu dari Jokowi Menuju Pilpres 2024

Buku (Bukan) Kisah Sukses Erick Thohir Dirilis, Cerita Perjalanan Hidup Hingga Jadi Menteri BUMN

Gaya Ridwan Kamil, Ganjar Pranowo hingga Anies di Pernikahan Kaesang, Anies Disambut Kerumunan

Erick Thohir Bantu Mengurus Pernikahan Kaesang dan Erina: Sudah Seperti Keluarga Sendiri

Genjot Permodalan UMKM Lewat KUR, Erick Thohir Bagi-bagi NIB Gratis

Bharada E Lihat Putri Menangis di Mobil Saat Perjalanan Menuju ke Rumah Bangka untuk PCR

Laksamana Yudo Margono Disahkan Jadi Panglima TNI dalam Rapat Paripurna DPR RI yang Digelar Hari Ini

Walkot Blitar Tetap Berkegiatan Dinas Secara Normal Pasca Perampokan meski Ada Bekas Luka di Tangan

Warganet Heran dan Ragukan Kejadian Perampokan di Rumah Wali Kota Blitar: Ini Real Bukan Settingan?

Perampokan Rumah Dinas Wali Kota Blitar Tersusun Rapi, Pelaku Kelabui Satpol PP dengan Mobil Dinas

PC Ungkap Fakta Percakapan dengan Brigadir J di Balik Foto Setrika Baju, Yosua: Biar Saya Saja Ibu

error: Content is protected !!
Exit mobile version