redaksiutama.com – Suara tawa gembira di tengah dentuman-dentuman ritmik musik bar dan kelab malam menghilang setelah tragedi Halloween Itaewon pada Sabtu (29/10/2022) malam.
Begitu juga dengan pemandangan orang-orang melakukan gerakan gesit bergoyang mengikuti irama lagu K-Pop.
Tragedi Halloween yang menggemparkan “Negeri Ginseng” itu sampai Minggu (30/10/2022) siang waktu setempat, dilaporkan telah menewaskan 151 orang, termasuk 19 warga negara asing.
Sedikitnya 103 orang saat ini dirawat di sejumlah rumah sakit di Seoul karena luka-luka yang mereka alami.
Itaewon yang berada di pusat kota Seoul, tepatnya di sebelah utara Sungai Han yang membelah ibukota Korsel kini tiba-tiba menjadi sorotan dunia.
Hingar bingar duania malam Itaewon
Bagi yang pernah mengunjungi Seoul, Itaewon kemungkinan jadi kata yang tak asing lagi.
Daerah yang berada di distrik Yongsan itu identik sebagai pusat hingar bingar dunia malam Seoul bersama dengan daerah Hongdae.
Gang-gang sempit mendaki yang penuh dengan kerumunan manusia yang nongkrong di bar dan kelab malam yang tidak terhitung jumlahnya merupakan ciri khas Itaewon.
Itaewon selalu penuh sesak dengan pengunjung terutama di akhir pekan, apalagi jika ada perayaan tertentu seperti Halloween.
Pada akhir September 2022, Kompas.com sempat mengunjungi Itaewon, menyaksikan betapa meriah dan luar biasa padatnya kawasan itu.
Warga Korsel dan warga asing baik tua dan muda hilir mudik mencari sumber hiburan dengan teman-temannya di Itaewon.
Sorot lampu berwarna-warni terlihat memancar tajam di tengah gelapnya langit malam di sana.
Semakin malam, terutama ketika jarum jam melewati dini hari, Itaweon justru semakin ramai.
Pecinta dunia malam Korsel memang baru memulai pesta mereka paling awal jam 01.00 dini hari yang merupakan bagian dari tradisi lokal.
Jalanan di Itaewon terasa bergetar dengan ritme musik konstan hingga matahari terbit.
Kerumunan clubber biasanya baru surut paling cepat pukul 06.00 pagi.
Berbondong-bondong mereka menuju ke stasiun MRT Itaewon untuk mengambil kereta pertama pulang ke rumah masing-masing.
Itaewon juga adalah tempat di mana kaum minoritas Korsel yaitu LGBT dapat merasa lebih aman bertemu dengan teman-teman dan pasangan mereka.
Berjejer bar dan kelab malam kelompok gay, seperto King, Soho, dan Queen di gang sempit mendaki yang kerap disebut Homo Hill.
Distrik internasional Seoul
Itaewon bukan hanya sekedar tempat untuk pesta. Daerah yang dihuni 22.000 warga ini juga terkenal sebagai distrik internasional Seoul.
Warga asing dan turis yang rindu dengan makanan dari kampung halaman dapat dengan mudah menjumpai restoran internasional di Itaewon.
Makanan dari berbagai negara mulai dari Jerman, Perancis, Turkiye, Meksiko, Kanada, hingga Indonesia dapat disantap.
Salah satu restoran Indonesia paling ternama di Seoul bernama “Bakso Rindu Kampung” hanya berjarak beberapa menit jalan kaki dari stasiun MRT Itaewon.
Itaewon ibaratnya menjadi wadah di mana warga internasional dapat melebur satu sama lain, bertemu dengan teman-teman mereka di tengah stres dan ketatnya kompetisi kehidupan kuliah dan kerja di ibukota Korsel itu.
Hotel-hotel berbintang seperti Grand Hyatt dan Hamilton memilih Itaewon sebagai lokasi mereka.
Gang sempit di dekat Hotel Hamilton seperti diketahui adalah lokasi di mana tragedi Halloween terjadi.
Nama Itaewon juga menjulang setelah kemunculan drama Korea populer berjudul Itaewon Class pada 2020.
Para kaum ternama Korsel diketahui juga tinggal di Itaewon, seperti anggota boy group BTS, mendiang bos Samsung Lee Kun-hee dan penyanyi K-pop terkenal dari grup Bigbang, G-Dragon.
Tentara-tentara Amerika Serikat yang ditempatkan di Seoul sering terlihat mengingat pangkalan militer AS di Korsel hanya berjarakan 1,3 km dari Itaewon.
Popularitas Itaewon dan standar keamanan serta kontrol kerumunan akan diuji menyusul tragedi mematikan yang mayoritas menewaskan remaja berusia 20-an itu.