redaksiutama.com – Pemimpin Gereja Ortodoks Rusia , Patriark Kirill, yang merupakan sekutu Presiden Vladimir Putin menyatakan tentara-tentara Rusia yang tewas dalam perang di Ukraina akan dibersihkan dari semua dosa. Pernyataan itu disampaikan beberapa hari usai Putin memerintahkan mobilisasi militer pertama sejak Perang Dunia II.
Kirill yang dikenal sebagai sekutu penting Putin dan pendukung invasi ke Ukraina ini, menyampaikan pernyataan tersebut dalam khotbah hari Minggu. Kirill diketahui sebelumnya mengkritik orang-orang yang menentang perang dan menyerukan warga Rusia untuk mendukung Kremlin.
“Banyak yang tewas di medan perang yang menghancurkan kedua pihak ini,” ucap Kirill yang berusia 75 tahun ini, seperti dilansir Reuters, Selasa (27/9/2022).
“Gereja mendoakan agar pertempuran ini berakhir secepat mungkin, sehingga hanya sedikit saudara yang saling membunuh dalam perang saudara ini,” imbuhnya.
“Namun pada saat yang sama, Gereja menyadari bahwa jika seseorang, didorong oleh rasa kewajiban dan kebutuhan untuk memenuhi sumpah mereka … pergi melakukan apa yang menjadi kewajiban mereka, dan jika seseorang meninggal saat menjalankan tugas ini, maka tidak diragukan lagi mereka telah melakukan tindakan yang setara dengan pengorbanan,” sebut Kirill.
“Mereka akan mengorbankan diri mereka sendiri untuk orang lain. Dan oleh karena itu, kita percaya bahwa pengorbanan ini menghapus semua dosa yang telah dilakukan orang tersebut,” cetusnya menambahkan.
Rusia sebelumnya menyatakan akan memanggil hingga 300.000 tentara cadangan untuk bertempur di Ukraina, upaya mobilisasi militer yang menuai kemarahan publik dan memicu eksodus para pria Rusia dalam usia wajib militer ke luar negeri.
Dukungan Kirill untuk perang di Ukraina semakin memperdalam keretakan antara Gereja Ortodoks cabang Rusia dengan Gereja Ortodoks di berbagai negara lainnya.
Paus Fransiskus yang memimpin Gereja Katolik sedunia, telah menjadi penentang keras perang yang dipicu Rusia di Ukraina. Dalam beberapa pidato publiknya, Paus Fransiskus terang-terangan mengkritik posisi Kirill, termasuk awal bulan ini ketika Paus Fransiskus menyatakan ‘Tuhan tidak mendukung perang’.