redaksiutama.com –
RIYADH, KOMPAS.com – Muncul sebuah laporan yang menyebutkan bahwa Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman ( MBS ) mengejek Presiden AS Joe Biden secara sembunyi-sembunyi.
Laporan tersebut diwartakan pada Senin (24/10/2022) mengutip beberapa sumber di Pemerintah Arab Saudi.
Sumber-sumber tersebut menambahkan, MBS yang merupakan penguasa de facto Arab Saudi juga mempertanyakan ketajaman mental pemimpin AS yang berusia 79 tahun tersebut.
MBS juga memberitahu para penasihatnya bahwa dia tidak terkesan dengan Biden bahkan sejak dia menjadi Wakil Presiden AS era pemerintahan Presiden AS Barack Obama.
Daripada Biden, sebut sumber-sumber tersebut dikutip The Wall Street Journal, MBS lebih memilih mantan Presiden AS Donald Trump.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan membantah bahwa MBS secara sembunyi-sembunyi mengejek Biden.
Dia juga membantah klaim yang menyebutkan MBS memberitahu para penasihatnya bahwa dia tidak terkesan dengan Biden dan lebih memilih Trump.
“Tuduhan yang dibuat oleh sumber anonim ini sepenuhnya salah,” kata Pangeran Faisal, sebagaimana dilansir The Wall Street Journal.
“Para pemimpin kerajaan selalu sangat menghormati presiden AS, berdasarkan keyakinan kerajaan akan pentingnya memiliki hubungan berdasarkan rasa saling menghormati,” sambungnya.
Kabar MBS mengejek Biden secara sembunyi-sembunyi muncul saat hubungan AS dan Arab Saudi sedang panas-panasnya gara-gara OPEC+ memutuskan untuk memangkas produksi minyak sebesar 2 juta barel per hari.
Keputusan OPEC+, kelompok produsen minyak yang dipimpin Arab Saudi dan Rusia, dalam memangkas produksi membuat para pemimpin AS marah karena khawatir harga minyak bakal melambung.
Hubungan renggang
Reuters menyebutkan, hubungan AS dan Arab semakin renggang saat Biden menjadi Presiden AS dan menyatakan sikapnya yang keberatan terhadap pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi pada 2018.
Sementara itu, MBS diangkat sebagai Perdana Menteri Arab Saudi, memberinya kekebalan dalam gugatan AS terhadap pembunuhan Khashoggi.
“Sang putra mahkota percaya bahwa pemerintah AS menargetkan dia. Dan oleh karena itu, dia memutuskan untuk menantangnya dan membuktikan kekuatan posisinya di dalam kerajaan dan bahwa dia tidak peduli dengan sikap AS,” kata salah satu sumber di kawasan Teluk, yang meminta anonimitas.
Sumber tersebut menambahkan, para pejabat di Riyadh meyakini bahwa AS tidak bisa bertindak jauh dalam menghukum Arab Saudi.