Motif Penembakan Paris Terungkap, Tersangka Punya Kebencian Terhadap Orang Asing

redaksiutama.com – Tersangka penembakan Paris yang ditahan atas pembunuhan tiga orang Kurdi di Ibu Kota Perancis pekan lalu mengaku memiliki kebencian “patologis” terhadap orang asing, kata jaksa kota pada Minggu (25/12/2022).

Pria berusia 69 tahun itu ditangkap pada Jumat (23/12/2022) setelah menembak mati dua pria dan seorang wanita di pusat budaya Kurdi dan kafe Kurdi terdekat di distrik 10 Paris.

Presiden Perancis Emmanuel Macron menggambarkan insiden itu sebagai serangan “keji”. pada Kurdi Perancis.

Pembunuhan itu mengejutkan Perancis dan mengejutkan komunitas Kurdi, yang bersiap untuk memperingati 10 tahun pembunuhan tiga aktivis pada 2013, yang hingga kini belum terpecahkan.

Ribuan orang turun ke jalan di seluruh Perancis dalam protes akhir pekan ini untuk mengeluh tentang kurangnya keamanan.

Pengunjuk rasa mengklaim bahwa Layanan keamanan Perancis tidak berbuat banyak untuk mencegah penembakan itu.

Protes di Paris setelah insiden itu kemudian pecah menjadi bentrokan antara beberapa demonstran dan polisi.

Selama interogasi, Tersangka mengaku merasakan ” kebencian terhadap orang asing yang menjadi sangat patologis” sejak perampokan di rumahnya pada 2016, kata jaksa penuntut Laure Beccuau, dalam sebuah pernyataan dilansir dari Guardian.

Lebih lanjut menurut jaksa penuntut, tersangka ingin membunuh migran atau orang asing non-Eropa sejak saat itu.

Pria itu menggambarkan dirinya mengalami ” depresi ” dan memiliki kecenderungan “bunuh diri.”

“Dia menceritakan telah merencanakan untuk bunuh diri dengan peluru terakhir setelah serangannya,” kata jaksa penuntut.

Kepada penyelidik, tersangka mengatakan percobaan pertamanya dilakukan ketika melakukan perjalanan ke kota Saint-Denis di utara Paris.

Dengan bersenjatakan pistol, dia berjalan mencari orang asing untuk “membunuh.”

Tapi kemudian, dia menyerah pada ide itu karena hanya ada sedikit orang dan pakaiannya membuat sulit untuk mengisi ulang senjatanya.

Dia akhirnya memutuskan untuk pergi ke Rue d’Enghien di pusat pemerintahan Paris, karena dia tahu ada pusat kebudayaan Kurdi di sana.

Ketika dia tiba di tengah kota, dia akhirnya melepaskan tembakan.

“Pencarian di rumah orang tua tempat tersangka tinggal, tidak menemukan bukti adanya kaitan dengan ideologi ekstremis ,” kata jaksa Paris.

Perwakilan Kurdi telah menyerukan penembakan Jumat (23/12/2022) untuk dianggap sebagai serangan teror.

Jaksa mengatakan pemeriksaan pria itu dihentikan pada Sabtu (24/12/2022) karena kesehatannya dan dia dipindahkan ke unit psikiatri.

Pria itu digambarkan oleh media Perancis sebagai mantan kondektur kereta api Perancis dan penggemar senjata yang lahir di daerah Paris dan memiliki sejarah penyalahgunaan senjata.

Dia baru saja dibebaskan dari penjara setelah menjalani satu tahun penahanan menunggu persidangan atas serangan menggunakan pedang di sebuah kamp migran di Paris timur.

Dalam aksi kriminal setahun yang lalu itu, dia dituduh menikam migran dan menyayat tenda mereka dengan pedang.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

error: Content is protected !!