Menlu Jerman Serukan Lebih Berhati-hati terhadap China!

redaksiutama.com – Menteri Luar Negeri (Menlu) Jerman Annalena Baerbock menyerukan untuk lebih berhati-hati dalam perdagangan dengan China . Dia mengingatkan bahwa Jerman , negara ekonomi terbesar di Eropa, harus belajar dari rusaknya hubungan dengan Rusia.

“Kita harus menyelaraskan politik kita, tetapi di atas semuanya, hubungan ekonomi dengan China yang ada saat ini,” kata Baerbock kepada surat kabar Sueddeutsche Zeitung, seperti dilansir kantor berita AFP, Kamis (13/10/2022).

Menlu Jerman itu mengatakan, pelajaran dari kebijakan Jerman terhadap Rusia adalah “bahwa kita tidak lagi membuat diri kita bergantung secara eksistensial pada negara mana pun yang tidak memiliki nilai-nilai yang sama dengan kita,” katanya.

Jerman terdampak akibat krisis energi yang disebabkan oleh perang di Ukraina karena Rusia telah memutus pasokan gas penting, sehingga membuat harga melonjak.

China adalah mitra dagang utama bagi Jerman, terutama untuk industri otomotif andalannya.

Namun, hubungan itu telah memburuk akibat kebijakan ketat nol-COVID China, eskalasi ketegangan di Taiwan dan kekhawatiran atas masalah hak asasi manusia di wilayah Xinjiang yang didominasi Muslim.

Sebelumnya, pada pertemuan puncak bisnis pada hari Selasa lalu, Kanselir Jerman Olaf Scholz telah memilih China sebagai contoh negara di mana Jerman harus menjaga hubungan bisnis.

“Kita tidak harus memisahkan diri dari beberapa negara, kita harus terus melakukan bisnis dengan masing-masing negara — dan saya akan katakan secara eksplisit, juga dengan China ,” katanya.

Media Jerman melaporkan bahwa Scholz berencana mengunjungi China pada November mendatang, yang akan menjadi perjalanan pertama pemimpin G7 ke negara itu sejak awal pandemi COVID-19.

Baerbock mengatakan dia tidak menganjurkan untuk “pemisahan penuh … tetapi untuk pembukaan pasar alternatif, diversifikasi dan manajemen risiko”.

Scholz juga telah menyerukan “seluruh Asia untuk dipertimbangkan”.

Tapi Baerbock mengambil nada lebih tajam, menyinggung partisipasi raksasa pengiriman China, Cosco di terminal peti kemas di Hamburg.

“Dengan setiap investasi di infrastruktur penting Jerman, kita harus bertanya pada diri sendiri apa artinya jika China berbalik melawan kita sebagai negara demokrasi,” katanya.

error: Content is protected !!