redaksiutama.com – Menteri Luar Negeri Inggris James Cleverlypada Rabu mengatakan pemukulan terhadap seorang pengunjuk rasa setelah ditarik ke halaman konsulat China “tak dapat diterima”.
Insiden itu terjadi pada Minggu (16/10) saat aksi protes menentang Presiden China Xi Jinping berlangsung di Manchester, Inggris.
Kuasa Usaha China di London pada Selasa dipanggil Pemerintah Inggris untuk menjelaskan kejadian itu.
“(Insiden) itu tak bisa diterima,” kata Cleverly, seraya menambahkan bahwa aksi tersebut berlangsung damai dan legal.
“Mereka berada di tanah Inggris dan perlakuan itu benar-benar tak bisa diterima.”
Aksi protes yang digelar bersamaan dengan dimulainya kongres Partai Komunis China di Beijing tersebut melibatkan 30-40 orang, termasuk warga Hong Kong yang kini menetap di Inggris.
Kongres yang dilaksanakan dua kali dalam10 tahun itu diperkirakan akan memberikan Xi masa kepemimpinan untuk ketiga kalinya.
Menanggapi aksi protes di Manchesteritu, juru bicara Kementerian Luar Negeri Chinadi Beijing, Selasa, mengatakan “anasir-anasir pengganggu” telah masuk secara ilegal ke halaman konsulat itu dan membahayakan keamanannya.
“Institusi-institusi diplomatik setiap negara berhak mengambil tindakan yang diperlukan untuk menjaga perdamaian dan kedaulatan gedung mereka,” kata sang juru bicara.
Kepolisian Metropolitan Manchester mengatakan mereka sedang menyelidiki kejadian pada Minggu itu.
Rekaman video memperlihatkan seorang pria bertopi hitam dengan rambut diikat ditarik masuk lewat gerbang ke dalam halaman konsulat, di mana dia ditendangi dan dipukuli oleh lima pria dalam keadaan terbaring di tanah.
“Beberapa pria keluar dari gedung, dan seorang pria ditarik ke dalam halaman Konsulat dan diserang,” kata polisi dalam pernyataannya.
Polisi mengatakan seorang pria berusia 30-an menderita luka dan memerlukan perawatan di rumah sakit.
“Sepengetahuan saya, Kepolisian Metropolitan Manchester akan menyelidiki insiden ini, dan kalau saya sudah mengetahui detail investigasinya, saya akan memutuskan langkah apa yang akan kami ambil,” kata Cleverly.
Hubungan Inggris dan China telah meregang dalam beberapa tahun terakhir, terutama sejak Beijing menerapkan undang-undang keamanan nasional di Hong Kong.
Hong Kong adalah bekas koloni Inggris yang dikembalikan kepada China pada 1997 dengan janji bahwa kebebasan di sana akan dilindungi.
Inggris sangat kritis terhadap UU yang disebutnya telah dipakai untuk menindak pemberontakan sedangkanBeijing menuduh London mengganggu dan membuat masalah.
Ketegangan itu diperparah dengan program visa Inggris bagi hampir tiga juta warga Hong Kong dan keputusan China untuk menjatuhkan sanksi kepada sejumlah anggota parlemen Inggris karena menyebarkan “kebohongan” soal pelanggaran HAM di Xinjiang, China.
Sumber: Reuters