Menlu AS: China Berencana Percepat Unifikasi dengan Taiwan

redaksiutama.com – China sedang mengejar unifikasi dengan Taiwan “dalam waktu yang jauh lebih cepat” dari yang diperkirakan sebelumnya, menurut Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken .

Menurutnya, Beijing telah memutuskan status quo China-Taiwan tidak lagi dapat diterima.

Dalam pidato pembukaan Kongres Partai Komunis Minggu (16/10/2022) di Beijing, Presiden Xi Jinping menolak mengesampingkan penggunaan kekuatan untuk bersatu dengan Taiwan.

China melihat pulau yang memiliki pemerintahan sendiri sebagai bagian dari wilayahnya, tetapi Taiwan melihat dirinya berbeda dari daratan.

Bulan lalu Presiden AS Joe Biden mengatakan pasukan AS akan membela Taiwan jika terjadi serangan China, meskipun ada kebijakan ambiguitas resmi AS mengenai masalah ini.

Berbicara di sebuah acara di Universitas Stanford pada Selasa (18/10/2022), Blinken mengatakan bahwa jika Beijing tidak dapat mencapai unifikasi dengan cara damai maka paksaan dan kekuatan mungkin akan digunakan.

“Itulah yang sangat mengganggu status quo dan menciptakan ketegangan yang luar biasa,” katanya sebagaimana dilansir .

Blinken menambahkan bahwa AS akan menghormati komitmennya terhadap Taiwan dan mendukung kemampuan pulau itu untuk mempertahankan diri.

Terkait konflik China-Taiwan, Washington selalu menghadapi masalah diplomatik yang sulit.

Kebijakan resminya tidak berkomitmen pada aksi militer di Taiwan, tetapi Presiden Biden tampaknya menentang pendirian ini dengan berulang kali menekankan bahwa Washington akan membela Taiwan.

Komentar Menlu AS Blinken muncul ketika China mengadakan kongres Partai Komunis China kedua kalinya dalam satu dekade, di mana Presiden Xi secara luas diperkirakan akan terpilih untuk periode ketiga yang bersejarah di pemerintahan.

Dalam sambutan pembukaannya pada Minggu (16/10/2022), Xi bersikeras bahwa “penyatuan kembali negara kita harus dan akan direalisasikan.”

“Kami akan terus berjuang untuk reunifikasi damai dengan ketulusan terbesar dan upaya terbaik, tetapi kami tidak akan pernah berjanji untuk meninggalkan penggunaan kekuatan,” katanya.

Ketegangan antara AS dan China telah memanas dalam beberapa bulan terakhir, terutama setelah kunjungan ke Taipei oleh Ketua DPR AS Nancy Pelosi.

China melakukan latihan militer skala besar sebagai tanggapan atas kunjungan Pelosi, sesuatu yang dikecam Taiwan sebagai “sangat provokatif”.

error: Content is protected !!
Exit mobile version