Menerka Langkah Putin Selanjutnya setelah Caplok 4 Wilayah Ukraina

redaksiutama.com – Langkah Presiden Rusia Vladimir Putin pada hari Jumat (30/9/2022) untuk mencaplok bagian selatan dan timur Ukraina di tengah perang telah meningkatkan risiko konflik.

Putin mengancam untuk membawa kampanye militer Kremlin yang sedang berjuang lebih dekat ke ambang pintu Barat.

Dilansir The Hill, langkah menakjubkan ini telah memicu aktivitas di seluruh dunia, termasuk sanksi baru AS dan Kelompok Tujuh (G7).

Sanksi menargetkan pejabat pemerintah dan militer Rusia dan anggota keluarga mereka.

Tetapi tindakan Putin disebut memiliki dampak yang jauh lebih luas dan jangka panjang untuk masa depan, kata para ahli.

Para ahli mengungkapkan ketidakpastian yang mendalam tentang ke mana situasi akan pergi dari sini.

“Saya pikir akan ada peringatan lanjutan karena Putin melanggar salah satu garis merah yang telah dijatuhkan. Dan menurut saya, akan ada penguatan sanksi lebih lanjut. Di luar itu, sulit mengantisipasi dengan tepat apa yang mungkin terjadi,” kata Thomas Pickering, yang menjabat sebagai duta besar AS untuk PBB dan juga Rusia.

Sebagian besar dunia, termasuk anggota G7 dan Uni Eropa, telah bersumpah untuk tidak pernah mengakui perampasan tanah, sementara Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyebut langkah itu sebagai “lelucon.”

“Seluruh wilayah negara kita akan dibebaskan,” Zelensky berjanji dalam video pra-rekaman yang dirilis setelah pidato Putin.

Aneksasi tersebut jadi perampasan wilayah terbesar di Eropa sejak Perang Dunia II dan terjadi ketika Putin semakin agresif dalam retorikanya karena serangan balasan Ukraina.

Pertanyaan selanjutnya adalah apakah Rusia akan tetap berpegang pada pesan mereka bahwa mengambil wilayah paling timur Ukraina yang dikenal sebagai Donbass tetap menjadi tujuan terbatas invasi mereka, seperti yang disarankan dalam pidato Putin.

Kremlin telah berfokus untuk merebut wilayah itu sejak kampanyenya yang gagal untuk menggulingkan Kyiv, tetapi tidak jelas apakah Moskwa akan terbuka untuk mengakhiri perang jika hal itu tercapai.

Yang juga belum ditentukan adalah perdebatan baru mengenai apakah NATO harus mengizinkan Ukraina untuk bergabung setelah negara itu mengumumkan akan mengajukan aplikasi yang dipercepat ke aliansi militer.

Amerika Serikat dengan cepat mendesak agar proses semacam itu “harus dilakukan pada waktu yang berbeda”, menurut penasihat keamanan nasional Jake Sullivan.

Jonathan Katz, direktur Inisiatif Demokrasi dan rekan senior di Dana Marshall Jerman AS, mengatakan tawaran NATO Ukraina adalah aplikasi serius.

Apalagi ini dilakukan setelah pidato Putin dan di tengah upaya putus asa yang sedang berlangsung untuk membuat keuntungan dalam perang.

error: Content is protected !!