Malaysia terbitkan sukuk berkelanjutan pertama untuk pasar domestik

redaksiutama.com – Pemerintah Malaysia untuk pertama kalinya menerbitkan sukuk berkelanjutan atau Sustainability Malaysian Government Investment Issues (MGII1 Lestari) senilai 4,5 miliar ringgit atau setara Rp14,809 triliun untuk pasar domestik.

Menteri Keuangan Malaysia Tengku Datuk Seri Utama Zafrul Tengku Abdul Aziz dalam keterangan tertulis yang diterima di Kuala Lumpur, Jumat, mengatakan pemerintah Malaysia mengeluarkan MGII1 didorong oleh keberhasilan penerbitan sukuk berkelanjutan berdenominasi dolar AS pada April 2021.

Kuatnya permintaan MGII berkelanjutan itu, menurut dia, dibuktikan dengan oversubscribe sebesar 2,38 kali dengan tingkat keuntungan yang ditetapkan sebesar 4,66persen.

Jumlah penawaran RM10,7 miliar atau sekitar Rp35,870 triliun menjadi yang tertinggi sejak Juli 2019 untuk penerbitan Malaysian Government Securities 2 (MGS2) atau MGII jangka panjang, lebih dari 15 tahun.

Ia mengatakan tingginya permintaan mencerminkan kepercayaan investor yang berkelanjutan terhadap fundamental ekonomi Malaysia yang kuat dan prospek pertumbuhan positif untuk tahun 2022.

Hasil dari penerbitan MGII berkelanjutan itu, menurut dia, akan digunakan untuk mendanai atau membiayai kembali pengeluaran sosial dan hijau yang ditunjuk, sebagaimana diuraikan dalam Kerangka Sukuk Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) pemerintah Malaysia, serupa dengan penerbitan SukukBerkelanjutan dolar AS pada tahun 2021.

Publikasi itu tidak hanya memungkinkan Malaysia untuk memenuhi komitmennya sebagai negara yang bertanggung jawab atas Perjanjian Paris, tetapi juga melanjutkan upaya untuk meningkatkan kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat, kata Tengku Zafrul.

MGII Berkelanjutan berhasil menarik sejumlah investor dan didistribusikan di antara lembaga keuangan lokal (50,3 persen), investor institusi (38,4 persen), perusahaan asuransi (7,2 persen) dan investor nonresiden (4,1 persen).

Edisi baru MGII Berkelanjutan diharapkan dapat menarik lebih banyak permintaan, terutama dari investor yang mengelola portofolio keberlanjutan, demikian Tengku Zafrul.

error: Content is protected !!