Logo Anti-lockdown China Dipasarkan Disney, Tunjukkan Beruang Pooh Cemberut dengan Kertas Kosong

redaksiutama.com – Disney menjual kaus dan merchandise yang tampak menyinggung Presiden China Xi Jinping dengan logo anti-lockdown Winnie the Pooh.

Merchandise yang tersedia di toko online Disney Jepang menunjukkan karakter beruang Pooh yang mengerutkan kening sambil memeriksa selembar kertas kosong.

Kertas kosong telah menjadi simbol dari gerakan anti-lockdown yang sedang berlangsung di China sejak minggu lalu.

Warga China sebelumnya telah menyamakan karakter ikonik Disney itu dengan presiden Xi.

Karena perbandingan tersebut, Beijing bahkan melarang penayangan “Christopher Robin,” film adaptasi 2018 dari kisah AA Milne.

Merchandise yang diproduksi saat ini diambil dari meme viral pada 2013, yang menunjukkan beruang Pooh sedang memeriksa selembar kertas kosong.

Namun, gambar itu diadaptasi untuk menunjukkan ekspresi cemberut, yang mungkin menjadi penggambaran rasa frustrasi Xi Jinping atas gerakan protes di seluruh China.

Revolusi A4

Pemerintah Xi mengambil pendekatan nol-Covid sejak dimulainya pandemi virus corona. Penguncian brutal akan diberlakukan dalam waktu singkat ketika kasus terdeteksi. Ini tak jarang membuat warga China harus terkurung di rumah mereka selama berbulan-bulan.

Ketegangan atas tindakan keras itu memuncak dalam beberapa pekan terakhir hingga menyebabkan orang turun ke jalan.

Rekaman dari “Negeri Tirai Bambu” menunjukkan pengunjuk rasa bentrok dengan pejabat berpakaian hazmat, yang berjuang untuk menindak perbedaan pendapat.

Seperti pengunjuk rasa di Hong Kong dan Rusia, orang-orang di China kemudian mulai menggunakan selembar kertas kosong sebagai simbol pembangkangan terhadap sensor Beijing.

Itu juga dilakukan untuk menunjukkan bahwa orang-orang tidak dapat bersuara, meski banyak yang ingin disampaikan. Beberapa mulai menyebut protes itu sebagai “Revolusi A4,” mengacu pada ukuran lembaran kertas.

Daily Mail melaporkan, bahwa dari aksi itulah gambar Winnie the Pooh kembali muncul dengan mata marahnya melotot pada selembar kertas kosong, seolah mengejek pemimpin China karena kemarahannya atas protes tersebut.

Beruang Pooh telah dilarang di China beberapa kali. Pada 2017, kata ‘Winnie the Pooh’ dilarang di media sosial China sebelum Konferensi Partai Komunis tahun itu. Ungkapan itu dilarang lagi pada Maret 2018.

Selanjutnya di tahun yang sama, China melarang penayangan film Christopher Robin.

Sekarang, gambar tersebut telah sampai ke toko Disney Jepang.

Menurut NPR, produk yang menampilkan Winnie the Pooh yang mengernyit pada kertas kosong itu dibuat melalui program “D-MADE Disney,” yang memungkinkan penggemar membuat cendramata sesuai keinginannya sendiri.

Koleksi Disney ini ditampilkan dalam berbagai jenis barang mulai kaus, tas, mug, hoodies, dan casing ponsel. Kaus dijual seharga 30 poundsterling sementara casing telepon dilaporkan telah terjual habis.

MailOnline yang melaporkan berita ini telah menghubungi Disney untuk memberikan komentar.

Dampak demonstrasi anti-lockdown di China

Dalam beberapa hari terakhir, China telah mulai melonggarkan pembatasan Covid di kota-kota di seluruh negeri menyusul kerusuhan yang meluas.

Persyaratan pengujian telah dilonggarkan di Beijing, di mana penumpang dapat menggunakan transportasi umum tanpa tes Covid untuk pertama kalinya dalam dua tahun.

Sementara itu, di selatan kota Shenzhen, apotek, taman, dan tempat wisata tidak lagi menuntut hasil tes negatif saat masuk.

Penduduk ibu kota China diizinkan masuk ke taman, supermarket, kantor, dan bandara tanpa tes Covid-19 negatif pada Selasa (6/12/2022).

Ini adalah kebijakan terbaru dari serangkaian langkah pelonggaran secara nasional dilakukan setelah protes yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap kebijakan nol-Covid yang keras.

“Beijing mempersiapkan dirinya untuk hidup kembali,” tulis tajuk utama di surat kabar China Daily milik pemerintah, menambahkan bahwa orang secara bertahap melakukan adaptasi pada kebebasan yang baru ditemukan.

Pihak berwenang telah melonggarkan beberapa pembatasan Covid terberat di dunia ke berbagai tingkat dan melunakkan nada mereka terhadap ancaman virus.

Langkah ini dilakukan dengan harapan agar banyak orang dapat menunjukkan perubahan yang lebih nyata menuju keadaan normal.

“Ini mungkin langkah pertama menuju pembukaan kembali,” kata Hu Dongxu (27 tahun), kepada Reuters saat dia menggesekkan kartu perjalanannya untuk memasuki stasiun kereta api di Beijing tanpa menunjukkan hasil tes Covid.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

error: Content is protected !!