redaksiutama.com – Operasi pencarian terus dilakukan pada Sabtu (15/10) untuk mencari tanda-tanda kehidupan setelah ledakan metana di sebuah tambang batu bara di Turki utara. Sejauh ini, sedikitnya 28 orang tewas dalam insiden tersebut dan puluhan orang lainnya masih terjebak di ratusan meter di bawah tanah.
Dilansir kantor berita AFP, Sabtu (15/10/2022), Menteri Kesehatan Turki Fahrettin Koca mengatakan bahwa 11 orang lainnya berhasil dikeluarkan dari lokasi tambang dalam keadaan hidup dan kini tengah dirawat di rumah sakit.
Insiden yang terjadi pada Jumat (14/10) saat matahari terbenam ini merupakan salah satu kecelakaan industri paling mematikan di Turki dalam beberapa tahun.
“Kita menghadapi situasi yang benar-benar disesalkan,” kata Menteri Dalam Negeri Turki Suleyman Soylu kepada wartawan sebelumnya setelah terbang ke kota pertambangan batu bara Amasra di pantai Laut Hitam, Turki.
“Secara keseluruhan, 110 saudara kita bekerja (di bawah tanah). Beberapa dari mereka keluar sendiri, dan beberapa diselamatkan,” imbuhnya.
Soylu juga mengkonfirmasi laporan awal bahwa hampir 50 penambang masih terperangkap di dua area terpisah antara 300 dan 350 meter (985 hingga 1.150 kaki) di bawah tanah.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan dia akan membatalkan semua jadwal acaranya dan terbang ke lokasi kecelakaan pada hari Sabtu.
“Harapan kita adalah bahwa korban jiwa tidak akan bertambah lagi, para penambang kita akan ditemukan hidup-hidup,” kata Erdogan dalam sebuah cuitan di Twitter.
“Semua upaya kita ditujukan ke arah ini,” imbuhnya.
Ledakan itu terjadi beberapa saat sebelum matahari terbenam dan upaya penyelamatan terhambat oleh kegelapan.
Serikat pekerja pertambangan Maden Is di Turki mengaitkan ledakan itu dengan penumpukan gas metana. Namun, para pejabat lainnya mengatakan terlalu dini untuk menarik kesimpulan pasti atas penyebab kecelakaan itu.
Tayangan televisi menunjukkan paramedis memberikan oksigen kepada para penambang yang telah berhasil dikeluarkan dengan selamat, kemudian membawa mereka ke rumah sakit terdekat.
Gubernur setempat mengatakan tim yang terdiri dari lebih dari 70 penyelamat berhasil mencapai titik di lubang sekitar 250 meter di bawahnya. Belum diketahui apakah tim penyelamat dapat mendekati para pekerja yang terperangkap atau apa yang menghalangi upaya mereka.
Turki mengalami bencana pertambangan batu bara paling mematikan pada tahun 2014, ketika 301 pekerja tewas dalam ledakan di kota Soma.