redaksiutama.com – Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina mengeklaim sekitar 65.000 orang Rusia telah tewas sejak invasi skala penuh dimulai Vladimir Putin pada 24 Februari.
Dalam sebuah unggahan Facebook pada Minggu (16/10/2022), yang mencakup penghitungan perkiraan korban dan kerugian peralatan Rusia, pejabat Kyiv mengatakan pada 16 Oktober “sekitar 65.000 (+300) orang terbunuh.”
Jumlah itu sekitar 10.000 lebih banyak dari perkiraan pejabat Ukraina pada 21 September.
Angka baru yang belum diverifikasi, jika akurat, membuat jumlah kematian Rusia setelah delapan bulan perang di Ukraina akan melebihi korban AS dalam Perang Vietnam, yang berlangsung selama lebih dari satu dekade.
Menurut Dana Peringatan Veteran Vietnam, 58.281 orang Amerika tewas saat berperang dalam konflik .
Sulit untuk mengetahui jumlah pasti kerugian militer Rusia karena Kremlin jarang merilis angka ke publik.
Rusia sebelumnya menantang angka Ukraina dengan Menteri Pertahanan Sergei Shoigu mengklaim bulan lalu bahwa 5.937 tentara telah tewas sejak awal konflik tahun 1954 hingga 1975.
losses according to the General Staff of the Armed Forces of .
— NEXTA (@nexta_tv)
Perkiraan Rusia dan Ukraina telah dikritisi oleh para analis.
AS membuat beberapa penilaian tentang jumlah korban di Ukraina. Pada awal Agustus, menurut Washington diperkirakan 70.000 hingga 80.000 tentara Rusia tewas atau terluka.
Akan tetapi Michael Clarke, profesor tamu di Departemen Studi Perang di King’s College London, menentang perkiraan Moskwa dan Kyiv tentang jumlah korban tewas Rusia.
Dia mengatakan kepada : “Jumlah (laporan korban dari) Rusia ‘5,000+’ benar-benar tidak realistis. Angka Ukraina mungkin terlalu tinggi, tetapi mungkin tidak terlalu jauh dari sasaran ketika semua bukti disaring.”
Clarke mengatakan dia mengira antara 30.000 dan 40.000 orang telah tewas di bawah bendera Rusia di Ukraina, termasuk tentara bayaran Wagner dan kelompok Suriah.
Dia mengatakan banyak orang Rusia yang terluka meninggal “karena mereka tidak mendapatkan perawatan yang layak dan cenderung dibiarkan mati di medan perang kecuali pihak Ukraina menangani mereka lebih awal.”
Newsweek yang melaporkan berita ini telah menghubungi pejabat Ukraina dan Rusia untuk memberikan komentar.
Jumlah korban tewas Ukraina juga tidak diketahui.
Hampir 9.000 personel militer Ukraina telah tewas pada 22 Agustus, menurut kepala angkatan bersenjata Ukraina, Jenderal Valeriy Zaluzhnyi.
Selain itu, PBB telah memverifikasi 6.221 kematian warga sipil Ukraina pada 9 Oktober.
Bulan lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan mobilisasi parsial pertama negara itu sejak Perang Dunia II, dalam upaya untuk mempertahankan keuntungan yang dibuat sejak invasi dimulai.
Pengumuman itu menyebabkan protes luas di Rusia serta mendorong ratusan ribu pria usia militer melarikan diri ke negara-negara tetangga untuk menghindari wajib militer.
Putin mengatakan pada Jumat (14/10/2022) bahwa 220.000 tentara cadangan telah dibentuk dan bahwa ia masih memiliki target untuk memobilisasi 300.000 orang.