redaksiutama.com – Pemerintah Jepang mengumumkan akan memberikan insentif kepada warganya apabila bersedia pindah dari Tokyo .
Langkah ini dilakukan oleh Jepang untuk menekan tingkat kepadatan penduduk yang lebih banyak tinggal di perkotaan.
Kebijakan tersebut sebenarnya telah diberlakukan mulai 2019 dan saat ini jumlah yang dibayarkan sebesar 300.000 Yen atau Rp35 juta per anak.
Namun otoritas setempat menjanjikan kenaikan insentif menjadi 1 juta Yen atau Rp117 juta per anak dan akan berlaku mulai bulan April mendatang.
Bahkan keluarga yang memiliki dua anak dan bersedia pindah dari Tokyo akan menerima insentif hingga 3 juta Yen atau Rp351 juta.
Kendati demikian, keluarga yang boleh mengikuti program tersebut adalah warga yang telah bermukim di wilayah Tokyo dalam lima tahun terakhir.
Mereka juga diwajibkan tinggal di wilayah baru dalam periode lima tahun dan apabila pindah sebelum waktu yang ditetapkan maka warga diharuskan mengembalikan insentif tersebut.
Selain itu, batas usia anak-anak yang mendapat insentif adalah di bawah 18 tahun atau berumur 18 tahun ke atas tetapi masih berstatus siswa di sekolah menengah.
Sejak program itu diluncurkan pada 2019, total keluarga yang menerima tawaran relokasi ke pedesaan berjumlah 1.184 dan terus mengalami peningkatan.
Namun jumlah tersebut masih jauh dari harapan pemerintah yang menargetkan migrasi warga dari Tokyo menjadi 10.000 orang pada 2027.
Jepang memang sedang mengalami masalah kependudukan dalam beberapa dekade terakhir.
Bahkan puluhan ribu orang dari desa memutuskan pindah ke Tokyo setiap tahunnya untuk mencari peluang kerja.
Jepang juga menjadi salah satu negara dengan tingkat kematian yang lebih tinggi daripada angka kelahiran.
Hal ini dikarenakan populasi Jepang saat ini didominasi oleh warga yang menua sedangkan para penduduk usia muda justru melakukan praktik ‘gila kerja’ sehingga menghambat kelahiran anak.
Tercatat pada 2020-2021, populasi penduduk di Jepang turun sebanyak 0,57 persen dari sebelumnya sekaligus menandai penurunan dalam 13 tahun berturut-turut.
Atas dasar itu, para peneliti memproyeksikan bahwa penduduk Jepang pada 2060 menjadi 86,4 juta, turun drastis dari saat ini yang berjumlah 125,9 juta jiwa.***