redaksiutama.com – Korea Utara (Korut) mengecam upaya pembangunan militer yang diungkapkan Jepang dalam strategi keamanan terbarunya. Pyongyang menyebutnya sebagai ancaman serius bagi perdamaian internasional dan ‘secara fundamental mengubah’ situasi keamanan di kawasan.
Dalam pernyataannya, seperti dilansir Reuters dan AFP, Selasa (20/12/2022), otoritas Korut juga memperingatkan bahwa Jepang akan segera melihat konsekuensi dari ‘keputusan berbahaya’ itu. Pyongyang juga memperingatkan potensi adanya langkah militer sebagai respons.
Pekan lalu, Jepang mengungkapkan anggaran militer terbesar sejak Perang Dunia II yang mencapai US$ 320 miliar (Rp 4.997 triliun). Anggaran militer itu mencakup rencana membeli rudal-rudal yang mampu menyerang wilayah China dan mempersiapkan Jepang untuk konflik berkelanjutan, berkaca dari invasi Rusia ke Ukraina .
Anggaran militer sebesar itu akan menjadikan Jepang sebagai negara pembelanja militer terbesar ketiga di dunia setelah Amerika Serikat (AS) dan China , jika didasarkan pada anggaran saat ini.
Selain merespons ancaman China, rencana anggaran selama lima tahun yang akan mencakup kemampuan serangan balik itu juga bertujuan menangkal ancaman nuklir juga rudal Korut.
Kementerian Luar Negeri Korut dalam pernyataannya menyebut Jepang telah secara efektif merumuskan ‘kemampuan serangan pendahuluan’ dengan strategi baru, yang disebut akan membawa perubahan fundamental bagi situasi keamanan kawasan Asia Timur.
“Jepang sedang menciptakan krisis keamanan serius… dengan mengadopsi strategis keamanan baru yang secara efektif merumuskan kepemilikan atas kemampuan serangan pendahuluan terhadap negara-negara lainnya,” sebut juru bicara Kementerian Luar Negeri Korut dalam pernyataan yang dikutip Korean Central News Agency (KCNA).
“Perumusan garis agresi baru Jepang telah secara fundamental mengubah lingkungan keamanan di Asia Timur,” imbuh pernyataan tersebut.
Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.
Dalam pernyataannya, Kementerian Luar Negeri Korut juga menyebut Jepang akan menyadari telah mengambil keputusan yang ‘salah dan sangat berbahaya’ dan memperingatkan bahwa Pyongyang ‘akan terus menunjukkan skala keprihatinan dan ketidakpuasan dalam tindakan nyata’.
Kementerian Luar Negeri Korut juga menyebut akan ada ‘rasa gemetar yang akan segera dirasakan’, tanpa menjelaskan lebih lanjut.
“DPRK memperjelas sekali lagi bahwa pihaknya memiliki hak untuk mengambil langkah militer yang tegas dan menentukan untuk mempertahankan kedaulatan nasional, integritas wilayah dan kepentingan fundamental mengingat kompleksitas lingkungan keamanan regional yang disebabkan tindakan Jepang,” tegas juru bicara Kementerian Luar Negeri Korut dalam pernyataannya.
DPRK merupakan kependekan dari Republik Rakyat Demokratik Korea atau nama resmi Korut.
Sepanjang tahun ini, Korut melakukan rentetan uji coba rudal, termasuk rudal balistik antarbenua (ICBM) yang dirancang mampu menjangkau daratan utama AS. Sejumlah rudal Korut bahkan terdeteksi mengudara di atas wilayah Jepang, atau jatuh di perairan dekat negara tersebut, yang memicu kecaman keras.