redaksiutama.com – Korea Selatan akan menghapus metode penghitungan usia tradisionalnya dan mengadopsi standar internasional, tetapi sosialisasi membutuhkan waktu sampai bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Perubahan ini akan mengurangi satu atau dua tahun usia warga Korea Selatan pada dokumen resmi.
Menurut penghitungan usia tradisional Korea Selatan , setiap orang dianggap berumur satu tahun ketika mereka lahir, dan satu tahun lagi ditambahkan setiap 1 Januari.
Kebiasaan yang tidak biasa dan semakin tidak populer ini membuat bayi yang lahir pada Malam Tahun Baru langsung berusia dua tahun segera setelah jam menunjukkan tengah malam.
Kerumitan penghitungan usia menurut tradisi “Negeri Ginseng” tak berakhir di situ.
Ada sistem terpisah untuk menghitung usia pria yang masuk dinas nasional dan usia legal untuk minum alkohol dan merokok.
Dalam kasus tersebut, usia seseorang dihitung dari nol saat lahir dan satu tahun tetap ditambahkan pada Hari Tahun Baru.
Tradisi tersebut menuai kritik dari politisi yang meyakini hal itu membuat Korea Selatan ketinggalan zaman. Padahal negara itu dinilai sebagai ekonomi besar Asia, dengan kekuatan teknologi dan budaya yang mengglobal.
Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol mengkritik berbagai metode untuk menghitung usia warga Korea Selatan itu sebagai “pemborosan sumber daya.”
Penggunaan metode yang membingungkan itu harus berakhir pada Juni, setidaknya pada dokumen resmi.
Penerapannya bertepatan dengan mulai diberlakukannya undang-undang yang menetapkan penggunaan hanya metode penghitungan usia internasional.
“Revisi ini bertujuan untuk mengurangi biaya sosial ekonomi yang tidak perlu karena perselisihan hukum dan sosial, serta kebingungan yang terus berlanjut karena perbedaan cara menghitung usia,” kata Yoo Sang-bum dari Partai Kekuatan Rakyat yang berkuasa kepada parlemen sebagaimana dilansir Guardian.
Jeong Da-eun, pekerja kantoran berusia 29 tahun, mengatakan dia menyambut baik perubahan itu. Dia mengaku harus berpikir dua kali ketika ditanya usianya saat berada di luar negeri.
“Saya ingat orang asing menatap saya dengan bingung karena butuh waktu lama bagi saya untuk kembali dengan sebuah jawaban,” katanya.
“Siapa yang tidak senang mendapatkan satu atau dua tahun lebih muda?”
Asal usul penghitungan usia tradisional Korea Selatan
Tidak ada penjelasan soal asal usul sistem penghitungan usia tradisional Korea Selatan.
Satu teori mengatakan bahwa usia satu tahun saat lahir memperhitungkan waktu yang dihabiskan di dalam rahim, dengan sembilan bulan dibulatkan menjadi 12.
Sementara yang lain menghubungkannya dengan sistem numerik Asia kuno yang tidak memiliki konsep nol.
Penjelasan untuk tahun ekstra yang ditambahkan pada 1 Januari lebih rumit lagi.
Beberapa ahli menunjukkan teori bahwa orang Korea kuno menempatkan tahun kelahiran mereka dalam siklus kalender 60 tahun China.
Pada saat tidak ada kalender reguler mereka cenderung, mereka mengabaikan hari kelahirannya dan hanya menambahkan satu tahun penuh pada hari pertama kalender bulan.
Tahun ekstra pada 1 Januari menjadi hal yang biasa karena semakin banyak orang Korea Selatan yang mulai mengamati kalender barat.
Majelis nasional yang menyetujui perubahan tersebut minggu ini mengatakan akan “menyelesaikan kebingungan sosial yang disebabkan oleh campuran penggunaan perhitungan usia dan efek samping yang dihasilkan”.
Beberapa orang diperkirakan akan untuk terus menggunakan “usia Korea” mereka dalam kehidupan sehari-hari, namun yang lain mengatakan bahwa mereka senang dengan prospek untuk “memutar balik waktu.”
“Saya menjadi dua tahun lebih muda – saya sangat bahagia,” kicau seseorang di Twitter menurut laporan Guardian.
“Saya berusia dua tahun begitu saya lahir, karena saya lahir pada bulan Desember. Akhirnya, saya akan mendapatkan kembali usia saya yang sebenarnya!”
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.